PULANG: “Rumah adalah tempat di mana aku merasa bisa pulang”

0
Foto : Goodreads

Oleh : Mahesa Fadahlika N.

Judul : PULANG
Pengarang : Leila Salikha Chudori
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2012
Isi : 460 halaman
Genre : Fiksi

“Indonesia adalah negara berkembang yang terjerat begitu banyak utang, tetapi sekian persen di pucuk atas piramida penduduknya berbelanja tas dan sepatu Louis Vuitton di Paris.”

PULANG karya Leila S. Chudori menceritakan tentang sejarah Indonesia yang diselimuti dengan drama persahabatan, percintaan, keluarga, dan berbagai macam pengkhianatan. Dalam bukunya Leila menceritakan tiga peristiwa bersejarah dengan latar tempat dan waktu yang berbeda yaitu di Indonesia September 1965, di Paris Mei 1968, dan di Indonesia Mei 1998.

Buku ini menceritakan tentang peristiwa berdarah di Indonesia yang terjadi pada 30 September 1965 (G30S-PKI) yang dilihat dari sudut pandang seorang tahanan politik (tapol) dan keluarganya yang menjadi tokoh utama yang disampaikan oleh penulis. Selain tentang kejadian G30S-PKI, penulis juga menceritakan bagaimana dampak yang terjadi setelah peritiwa berdarah yang sangat memilukan tersebut, seperti kehidupan perpolitikan di Indonesia yang semakin carut-marut, dampak psikis dan sosial para aktivis beserta keluarganya yang merasakan langsung bagaimana kejamnya rezim pemerintahan pada saat itu.

Dimas Suryo merupakan tokoh utama yang juga salah satu tahanan politik (tapol) yang awalnya dikirim ke luar negeri untuk menjalankan tugas saat keadaan Indonesia mulai tak karuan. Perjalanan Dimas ke luar negeri ini sebagai delegasi jurnalis bersama keempat kawannya di Berita Nusantara yaitu Nugroho, Risjaf, dan Tjai pada Oktober 1965. Tak disangka perjalanan dinas Dimas menjadi kepergian yang tidak akan pernah bisa kembali ke tanah air dan menjadi terakhir kalinya berstatus sebagai warga negara Indonesia karena Dimas sulit mendapat paspor untuk pulang ke tanah airnya yang di mana hal ini merupakan upaya pemerintah untuk mengubur hal yang berkaitan dengan PKI dan afiliasinya. Maka dari itu, Dimas harus berpindah-pindah dari satu negara ke negara yang lain untuk menghindari hal buruk yang nantinya akan terjadi.

Pada saat itu sedang ditekankan “Bersih Lingkungan” kepada rakyat oleh presiden Indonesia. Bersih lingkungan di sini maksudnya adalah masyarakat pada saat itu harus benar-benar bersih dari bersentuhan dengan semua hal yang berbau PKI. Dimas tahu, ia ditolak oleh pemerintah Indonesia, tapi ia tidak ditolak oleh negeri dan tanah airnya.

Sebenarnya, Dimas tidak ada hubunganya dengan komunis apalagi merupakan bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI), namun karena ia sahabat Hananto yang notabennya sering bergaul dengan orang-orang PKI, sehingga Dimas dan Hananto dilabeli sebagai tapol. Hal ini menyebabkan semua orang yang berhubungan dengan keduanya dianggap sebagai “keluarga tapol”. Sementara Hananto berhasil ditangkap, ditahan untuk disiksa, kemudian dihilangkan untuk selama-lamanya. Surti Anandari yang merupakan istri dari Hananto beserta ketiga anaknya Kenanga, Bulan, dan Alam juga ikut diboyong oleh aparat untuk diinterogasi seputar kegiatan-kegiatannya Hananto bersama teman-temannya yang diduga bagian dari PKI. Selama masa penahanan, Surti mengalami tekanan mental dan psikis yang cukup berat, seperti melihat beberapa tahanan yang disiksa sampai yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan seks aparat yang bertugas menjaganya. Namun, Surti tetap harus bertahan untuk ketiga anaknya.

Di belahan bumi lainnya, ada sosok Lintang Utara yang merupakan anak tunggal dari Dimas Suryo dengan Vivienne Deveraux, gadis belasteran Indonesia-Prancis yang pada saat peristiwa G30S-PKI terjadi belum lahir, namun kedua orang tuanya turut merasakan dampak dari peristiwa tersebut apalagi ayahnya bisa dikatakan sebagai tersangka sekaligus korban dari kekejaman rezim tersebut, sehingga Lintang dilabeli sebagai anak tapol. Sejak kecil Lintang disuguhkan potongan-potongan cerita tentang Indonesia dari sang ayah dan sahabat-sahabat ayahnya yang berada di Prancis. Di masa akhir perkuliahannya, Lintang mendapat tugas akhir untuk membuat film dokumenter tentang sejarah tragedi G30S-PKI beserta dampak yang terjadi setelahnya di Indonesia.

Penulis sangat pandai membawa pembacanya seperti masuk ke dalam ceritanya. Pembaca seakan merasa benar-benar berada dalam peristiwa tersebut. Selain itu, penulis mampu menghadirkan gambaran sejarah Indonesia lengkap dan menarik dengan menghadirkan para tokoh yang penuh emosional. Setiap tokoh memiliki kekuatannya masing-masing yang membuat alur pada buku ini tidak monoton karena hanya satu tokoh saja yang dominan.

Buku ini mengajak pembacanya untuk berpetualang menjelajahi sejarah Indonesia yang kelam dan berdarah-darah. Secara tidak langsung, penulis mengajak pembacanya untuk mengagumi dan mencintai sejarah Indonesia yang begitu indah namun cukup pilu. Dengan membaca “PULANG” kita dapat melihat Indonesia dari sudut pandang yan berbeda yang tidak diketahui orang banyak namun dampaknya sangat besar. Penulis menyuguhkan sejarah Indonesia dari sudut pandang para korban yang selama ini dibungkam. Buku ini ditulis berdasarkan hasil riset dan tak sedikit berkaca pada peristiwa G30SPKI sehingga cerita yang disajikan tidak sembarangan, serta alurnya pun runtut dan terperinci. Alur yang digunakan dalam novel ini yaitu alur maju-mundur yang menarik mengajak pembacanya untuk berpikir kompleks untuk menyelesaikan ceritanya.

Namun, dalam buku ini terdapat alur percintaan yang cukup panas dan vulgar jika direferensikan untuk remaja masa kini. Selain itu, keberagaman sudut pandang yang ada dalam novel ini tekadang membingungkan pembaca. Meskipun di setiap awal bab terdapat gambar beserta nama sudut pandang yang akan bercerita pada bab tersebut, namun ada beberapa bab yang tidak diberi keterangan, sehingga pembaca harus memahami terlebih dahulu siapa tokoh yang mengisi bab tersebut. Penggunakan bahasa Pracis yang cukup banyak menyulitkan pembaca karena terjemahan bahasanya hanya terlampir pada halaman-halaman awal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.