Fasilitas Memadai, TPS 14 Fakultas Hukum Sepi
MALANG-KAV.10 Pemira (Pekan Pemilihan Mahasiswa Raya) (16/12) Universitas Brawijaya di Fakultas Hukum tidak menunjukkan antrian pajang saat masuk ke dalam ruang tunggu pemilihan. Kurang lebih 2600 mahasiswa aktif Fakultas Hukum Universitas Brawijaya yang terdata sebagai calon pemilih dalam perhelatan akbar demokrasi kampus bergiliran untuk menentukan pilihannya. Hal tersebut dipertegas oleh Zahro selaku Panitia Divisi Acara Pusat di Fakultas Hukum mengungkapkan bahwa antusias mahasiswa di Fakultas Hukum dirasa masih kurang. “Euforia pemilihan pemimpin sudah terasa saat Pemilwa (Pemilihan Wakil Mahasiswa) beberapa waktu lalu sehingga banyak mahasiswa yang menganggapnya biasa,” ujarnya.
Tahun ini Universitas Brawijaya menggunakan E-Vote untuk Pemilihan Mahasiswa Raya (Pemira). “Cara ini (E-vote) bisa lebih memudahkan panitia karena cukup mudah, lebih ramah lingkungan dan lebih efektif.”ujar mahasiswi Fakultas Teknologi Pertanian tersebut. Pemira diadakan pukul 08.00-16.00 WIB.
Fakultas Hukum (TPS 14) mengerahkan beberapa elemen panitia, diantaranya adalah panitia pelaksana lokal dan pusat, panitia penunjang dari PPTI UB dan Panitia Dosen yang bertugas untuk verifikasi data calon pemilih. Zahro mengungkapkan bahwa panitia lokal di Fakultas Hukum sangat kooperatif, mereka sangat sigap ketika panitia pusat meminta beberapa alat yang diperlukan. Selain itu, TPS di Fakultas Hukum paling memadai, penunjangan listrik sangat bagus dan jalannya pemilihan bisa terakomodir dengan baik sehingga terjadinya eror server bisa dicegah.
Update data pemilih berganti setiap lima menit sekali. Pukul 12.15 WIB jumlah pemilih di Fakultas Hukum sebanyak 164 orang. Padahal dengan inovasi pemilihan baru, panitia mengharapkan bahwa hal tersebut dapat menarik minat mahasiswa untuk menggunakan hak suaranya dalam memilih pemimpin. “Mahasiswa golput itu kurang baik,”kata Azza selaku pemilih dari TPS tersebut, saat ditemui usai melakukan e-vote.
Yuni Dwi Hapsari, salah satu pemilih dari Fakultas Hukum sangat mengapresiasi cara baru dalam pemilihan pemimpin mahasiswa di Universitas Brawijaya.”E-vote sangat mudah, tinggal klik aja. Tapi keterbatasan waktu membuat banyak mahasiswa yang masih awam terlena untuk melihat lebih lama layar pemilihan sehingga mereka kehabisan waktu, kan sayang mereka belum milih udah ga ada waktu,”jelasnya saat diwawancara di depan TPS 14.
Adanya pemilihan pemimpin dengan cara baru diharapkan juga bisa mendorong para calon pemimpin terpilih untuk lebih serius dalam merealisasikan visi dan misi yang di suarakan saat masa kampanye. “Semoga visi dan misi mereka terimplementasikan secara nyata, ngga cuma omong kosong,”tegas Yuni. (asy/miy)