Sajak Diam
Oleh : Rahmah Salsabilah*
Aku adalah penikmat sajak dan puisi,
namun tak pernah sampai hati
Kau yang selalu berputar menjadi tema,
aku mengabadikanmu dengan pena
Aku menelisik dibalik kata-kata,
Namamu, selalu terucap ketika terbesit kata cinta
Kutuliskan rindu-rindu,
yang menjelma menjadi sajak untukmu
Aku kini sadar,
semua tulisanku hanya tentang rindu, diam, dan kamu
Aku memang tak pandai merangkai aksara, apalagi meramu cinta,
Maaf bila tak berkata, aku cinta padamu dalam doa
Aku juga ingin bahagia,
Bahagiaku, cukup hadirnya kamu dalam puisiku
Bahagiaku adalah semu
Kesenanganku masih dibalut dengan pilu
Bahagiaku, berbalut dengan selubung,
wadah kosong yang jadikannya hidup
Aku hidup; tapi juga mati
Terimakasih,
sudah hadir sejenak dalam tulisanku,
Terimakasih
Namun sayang,
cintaku terlampau lusuh,
Dan puisiku telah lama lumpuh
* Mahasiswa FIB UB 2016