Anak-Anak Desa Berjalan Dengan Mata Tertutup
Malang-Kav.10 – Belasan anak kecil desa Taji, kecamatan Jabung, beramai-ramai mendatangi balai desa. Terlihat, tawa-tawa mereka mengiringi suasana lomba pecah air pada Sabtu sore lalu (23/5).
Dengan mata tertutup, tiga anak mengambil start sambil menenteng sepelepah pisang. Tiga kali putar badan, setelah itu mereka berusaha memecah kantong plastik yang tergantung di atas mereka. Kadung saja, mereka berjalan ke berbagai arah, entah kemana arahnya.
Bahkan, seorang gadis kecil malah berjalan menuju arah penonton yang berada di sisi area permainan. Sontak semua penonton berlari menghindar, sebab ayunan pelepah gadis tersebut semakin mendekat kepada mereka. Panitia pun harus turun tangan untuk mengarahkan sang gadis ke arah yang sebenarnya.
Ini masih gambaran kecil suasana dalam lomba, masih ada kejadian yang tak terduga dari anak-anak ini. Walau ada yang sudah mencapai kantong plasitk dan berkali-kali memukulnya, dari belakang muncul anak lainnya yang mampu memecahkan kantong air hanya dengan sekali ayunan. Strike!
Keceriaan ini ternyata menggugah para orang tua yang menyaksikan anak-anak mereka berlombang. Mereka seperti tak mau ketinggalan untuk mencoba langsung sensasi perlombaan usai para bocah selesai berlomba.
Selain pecah air, berbagai lomba juga dimainkan di depan balai desa Taji ini, seperti tarik-tambang, cerdas cermat dan sebagainya.
Ini adalah salah satu rangkaian kegiatan bakti sosial Korp Sukarela (KRS) Universitas Brawijaya. Malam harinya, panitia juga menyediakan pengajian kepada masyarakat.
Tahun ini merupakan tahun ketiga bagi KRS berkunjung ke desa Taji. Para anggota yang terlibat melakukan beberapa program membina masyarakat di sini. Salah satunya yaitu memberikan pendidikan penggunaan pupuk. Sebagian besar masyarakat desa bermatapencarian sebagai petani buah dan sayur-mayur, seperti wortel, kubis, singkong dan jagung.
Untuk mencapai desa Taji, dari Kota Malang, diperlukan waktu sekitar enam puluh menit dengan mengendarai sepeda motor. (arz/eff)