Merayakan Pikiran Merdeka
oleh M. Nuris Hisyam Ramadhani*
Selamat ulang tahun ke-72 Republik Indonesia! Semoga nafas dan kesadaran akan kemerdekaan yang sepenuhnya selalu melingkupi seluruh rakyatnya.
Mula-mula mari merayakan bersama peralihan masa. Angkat kepal tanganmu dan tinjukan ke udara, kita berhak gembira atas pengalaman-pengalaman hidup serta tapak langkah yang membentuk diri hingga dewasa ini. Tapi mulai detik ini, kita, serenteng pelajar bau kencur yang telah beralih titel menjadi ‘maha-siswa’ barangkali harus mulai mengepak ransel dan membuat ancang-ancang meninggalkan segala kenyamanan. Setidaknya selama setahun ke depan, label ‘baru’ akan senantiasa tersemat di diri, hingga generasi baru hadir dan mengganti posisi. Masa yang baru dengan berbagai rintangannya siap menghadang di depan.
Rutinitas bentakan dan teriakan yang dibalut dalih melatih kedisiplinan semoga tidak mengerdilkan pikiran dan tindakan kita. Lama atau baru, kita sama-sama memiliki hak yang sama untuk merdeka sepenuhnya: tidak ditindas atau menindas. Perayaan dan euforia yang mengiringi jangan sampai mengaburkan kesadaran tentang konsekuensi atas peran baru yang disandang. Menjadi mahasiswa yang komplit tak hanya sesederhana mengejar IPK, tapi juga bagaimana pengetahuan yang lahir dari bangku perkuliahan mampu memberi manfaat bagi masyarakat dan sekelilingnya. Sebagaimana tutur W.S Rendra dalam salah satu puisinya: jangan ragu turun ke jalan serta desa-desa untuk menyelami tanah air dan masyarakatnya.
Kebanggaan mahasiswa baru mengenakan almamater dalam RAJA Brawijaya tahun ini semoga tak membuat kita menutup mata bahwa kampus tidak sedang baik-baik saja. Mahasiswa jangan sampai lupa diri dan abai terhadap persoalan yang terjadi. Kali terakhir mahasiswa baru terlihat mengenakan almamater dalam rangkaian ospek adalah tahun 2013. Semenjak itu, almamater menjadi polemik tahunan akibat pendistribusian yang telat daripada yang dijanjikan. Jaket dan kaos yang dijanjikan kepada mahasiswa dalam lembar daftar ulang pun sempat menjadi persoalan pula hingga kini. Mahasiswa angkatan 2015 dan 2016 masih kedinginan menunggu jaketnya dibagikan. Rencana transformasi UB menjadi PTN-BH pun mesti terus dikawal.
Mahasiswa baru 2017, segeralah kenali kampusmu dengan segala polemiknya. Ambil bagian dengan menyatakan keberpihakan melalui pikiran merdeka melawan ketidakadilan yang ada.
*Pemimpin Redaksi 2017/2018 UAPKM UB