Mencari Kemerdekaan Berpendapat Pers Mahasiswa
MALANG-KAV.10 Kebebasan berpendapat Pers Mahasiswa mulai dipangkas perlahan-lahan. Situasi ini kian terasa melihat peristiwa yang baru-baru ini dialami dua Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) di Jogja dan Jember, LPM Poros Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan LPM IDEAS Jember. Kedua LPM tersebut diancam akan dibredel.
Diikuti oleh sedikitnya delapan LPM dari perguruan tinggi di Malang, diskusi yang diadakan PPMI Malang sore itu berupaya menjaring berbagai aspirasi awak pers kampus seputar permasalahan yang terjadi dalam dunia jurnalisme. Diskusi berlangsung mengalir di Ruang Sidang SC UIN, Senin (2/5). Pembahasan bergulir hingga disadari kemungkinan perlunya peran Persma untuk mengawal isu-isu yang terkait langsung dengan mahasiswa.
Pemberitan Persma di Jogja dan Jember, dua LPM tersebut terancam dibredel karena memberitakan masalah fakultas kedokteran di universitas mereka yang dianggap masih terlalu dini untuk memperoleh izin dari Dikti. Pihak Rektorat menganggap berita itu terlalu keterlaluan untuk diterbitkan, mengingat kredibilitas fakultas bisa anjlok dan izin Dikti terancam dicabut.
Tidak menutup kemungkinan kasus pembredelen tersebut hanya akan terjadi pada kedua LPM itu saja. LPM kota Malang juga memiliki peluang mendapatkan represifitas yang sama dari pihak kampus. “Hal itu (pembredelan .red) tidak hanya bisa terjadi di Jogja dan Jember saja. Tidak menutup kemungkinan LPM kita juga bisa di bredel,” kata Bayu, moderator sekaligus anggota LPM Perspektif FISIP UB.
Adanya ketidaksinkronan antara pihak rektorat dengan idealisme Persma untuk menjunjung kebenaran sering menimbulkan berbagai kendala bagi kinerja LPM. Dari hasil diskusi mengemuka tiga permasalahan yang jamak dialami LPM saat ini yakni transparansi keuangan universitas, ancaman dari pihak-pihak tertentu kepada LPM, dan dana untuk kegiatan. Untuk menghadapi permasalahan-permasalahan yang ada, Persma dituntut untuk tidak gentar. LPM harus dapat mengawal isu dengan terus produktif. “Produktifitas adalah bentuk aplikasi idealisme. Sudah jadi tugas LPM untuk mengingatkan bagi yang tidak tahu dan bagi yang apatis,” ujar Rizal dari LPM Siar UM, salah satu peserta diskusi. (sif/gph/ain)