BUKA MATA BUTA MELALUI FILM PENDEK

0

Foto. Ramai, peserta memenuhi bangku penonton (foto oleh Arhan)

Foto. Ramai, peserta memenuhi bangku penonton (foto oleh Arhan)
Foto. Ramai, peserta memenuhi bangku penonton
(foto oleh Arhan)

MALANG.KAV 10 Societo Sineklub, Lembaga Semi Otonom (LSO) Seni dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) menyelenggarakan Brawijaya Movie Exhibition (BME). Acara ini merupakan rangkaian Pemutaran film pendek bagi pelajar dan mahasiswa. BME sendiri sudah diselenggarakan tahun sebelumnya, tapi berbeda dengan tahun ini. Peserta berasal dari mahasiswa se-Jawa Timur dan komunitas sinematografi se-Indonesia. “Ini tahun kedua untuk BME, jadi tahun pertama itu kita membukanya cuma dilingkup internal UB, tapi tahun ini Societo mencoba keluar, akhirnya kita gedein lingkup pemutarannya terus kita puter film-film mahasiswa se-Jawa Timur sampai komunitas film se-Indonesia,” ujar Christina Maskana Moniaga, selaku ketua pelaksana (Kapel) BME.

Acara yang sselenggarakan sejak hari jumat (18/10) sampai minggu (20/10) di gedung Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) ini merupakan ajang bagi para pelajar dan mahasiswa yang ingin menuangkan karya-karya nya

Christina menambahkan untuk tema tahun ini “Buka Mata Buta, Karena Mata Itu Kita” yang bermakna setiap individu mempunyai pengetahuan tetapi mereka juga butuh pengetahuan yang lain. BME ingin membuka mata sineas muda bahwa film pendek itu seperti ini, dengan paradigma dan sudut pandang yang berbeda-beda.

BME menerima sekitar 55 film dan hanya 19 film yang lolos kurasi dan bisa ditayangkan. “Kita ada 55 film yang masuk terus yang lolos kurasi itu ada 19 film,” Jelas mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi tersebut.

Selain menonton film-film pendek karya pelajar dan mahasiswa, BME juga mendatangkan pembicara seperti; B.W. Purbanegara. Ismail Basbeth, Arif Ahmad Yani dan Adrian Jonathan untuk talkshow seputar film pendek, kondisi sumber daya manusia, manajemen kru hingga kondisi finansial dalam penggarapan film pendek. Sekitar 15 komunitas sinematografi diundang untuk menghadiri BME berasal dari berbagai daerah. «kita mengundang sekitar 15-an komunitas, ada yang dari Tangerang, Bekasi, Solo, Jogja, Lumajang Blitar, Jember, Surabaya dan Malang sendiri, ” Jelas wanita yang akrab dipanggil Nina. Christina berharap bagi yang telah menonton dapat pulang dengan ilmu yang bermanfaat dan tidak dengan tangan hampa. (arn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.