ALIANSI MAHASISWA SEMALANG RAYA TOLAK KENAIKKAN BBM
MALANG.KAV.10. Rencana kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dijadwalkan akan dirapatkan pada hari Senin (17/10) oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) mendapat respon dari berbagai elemen mahasiswa yang menolak kenaikkan harga BBM.
Di kota Malang sendiri, aksi demonstrasi menolak kenaikkan harga BBM dilakukan di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota Malang. Aksi ini dilakukan oleh gabungan organisasi-organisasi kemahasiswaan mulai dari Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya (EM UB), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Administrasi, Fakultas Teknologi Pertanian, dan Program Vokasi, Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (AMPERA), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) kota Malang.
Secara tegas KAMMI melalui perwakilannya mengungkapkan pendapatnya menolak kenaikkan harga BBM dan program bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) yang akan dilakukan oleh pemerintah lewat orasinya di gedung DPRD kota Malang. Kenaikkan harga BBM ini justru dianggap akan memberatkan rakyat kecil dan pemberian BLSM dianggap hanya sebagai bantuan semu karena hanya berjalan selama empat bulan.
Dari AMPERA sendiri menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak memihak kepada rakyat kecil. Kenaikkan harga BBM dianggap hanya akan menguntungkan mafia-mafia migas yang selama ini ada di sekitar pemerintahan.
Aksi demonstrasi sempat diwarnai dengan aksi bakar-bakar dan aksi ‘dorong pagar’ dari para demonstran yang ingin memasuki halaman gedung DPRD dan bertemu langsung dengan para anggota DPRD. Namun hal ini tidak berlangsung lama setelah salah seorang anggota dewan dari fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menemui para demonstran yang berada di luar pagar gedung DPRD.
Kehadiran anggota dewan tersebut ternyata tidak membawa angin segar bagi para demonstran. Ketidakpastian tentang pendapatnya menolak kenaikkan harga BBM juga diperparah karena absennya beberapa anggota DPRD yang seharusnya dijadwalkan melakukan paripurna pada Senin (17/10).
Aksi Demonstrasi akhirnya berakhir sekitar pukul 12.00 setelah perwakilan mahasiswa selesai berunding dengan para anggota DPRD. Namun di lain tempat, PMII masih melakukan demonstrasi secara terpisah dengan AMPERA, KAMMI, dan EM & BEM UB di bawah rintikan gerimis.
Unsur Politik
Rencana kenaikkan harga BBM juga dinilai sebagai salah satu strategi politik dari beberapa fraksi dalam menghadapi pemilu 2014 mendatang. Berbagai persiapan dalam menghadapi pesta demokrasi lima tahunan ini mulai diramaikan dengan manuver-manuver oleh sejumlah partai politik terutama dalam rencana menaikkan harga BBM.
Suara Koalisi juga pecah dengan rencana kenaikkan harga BBM ini. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tergabung dalam koalisi menyatakan penolakan terhadap kenaikan harga BBM.
‘’Kita sebenarnya bukan tidak setuju jika harga BBM dinaikkan. Jika pemerintah sudah mempunyai rencana dengan kenaikan harga BBM, seharusnya sudah diatur saat RAPBN 2013 bukan saat sekarang ini,’’ ungkap Rehza Pahlevi, selaku koordinator aksi demonstrasi. (EFF)