Ilustrator : Mahesa Fadhalika Ninganti

Oleh : Aurelya Dinda Pratiwi

Malam bising di ibu kota
Isi kepala hanya kata "kerja"
Keparat itu membuka kancing di dadaku
Namun, yang dia temukan hanya tumpukan dendam berwarna hitam
Isinya amarah berteteskan nanah
Keparat itu menamparku
"Ku bayar kau dengan uang, tapi kau beri aku malang, dasar wanita jalang!"
Aku lantas pulang
Pulang ke makam Ayah dan Ibu
Bersama tas kecil berisi lipstik dan tumpukan kertas berisi nota transaksi setiap malam
Aku tersentak melihat manusia kecil duduk di samping pusara ayah dan ibu
Dia memeluk lantas bertanya,
"Mengapa Ibu terus menangis?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.