Peselancar Lokal Tumbuh Subur di Teluk Bowele

0

Agus seorang peselancar pemula setelah berlatih selancar di Pantai Lenggoksono (18/4). (Dok.Khoyrudin/Kavling 10)

KAB. MALANG-KAV.10 Dari pinggiran Kabupaten Malang kini muncul bibit-bibit peselancar. Teluk Bowele dengan kemolekannya membius warga lokal untuk turut mengembangkan dan meramaikan wisata selancar. Peselancar lokal berperan penting ikut membangun wisata selancar. Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Purwodadi Muklis menyatakan, “Surfing di daerah gak maju Mas tanpa adanya surfer lokal, ini olahraga ekstrem jadi perlu pendampingan,” ujar Muklis. Ia menyebutkan bahwa untuk menikmati wisata selancar ini bisa dilakukan oleh dua orang.

Selancar biasanya di lakukan di Pantai Lenggoksono dan Pantai Wediawu. Kedua pantai tersebut berada di Teluk Bowele yang merupakan destinasi wisata teluk dengan gugusan pantai di Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang. Bowele merupakan singkatan dari gugusan pantai itu sendiri yakni Pantai Bolu-bolu, Pantai Wediawu, dan Pantai Lenggoksono, ditambah dengan Pantai Banyu Anjlok. Muklis menjelaskan jika di Teluk Bowele inilah, wisatawan mendapatkan kesempatan untuk melihat olahraga air selancar yang masih satu-satunya di Malang. “Sebenarnya di Malang juga ada spot lain, ombaknya besar di Pantai Nganteb, tapi belum ada surfer lokal di sana jadi belum berkembang,” ungkap lelaki yang juga berprofesi sebagai guru di Sekolah Dasar Negeri 2 Purwodadi.

Agus seorang peselancar pemula setelah berlatih selancar di Pantai Lenggoksono (18/4). (Dok.Khoyrudin/Kavling 10)
Agus seorang peselancar pemula setelah berlatih selancar di Pantai Lenggoksono (18/4). (Dok.Khoyrudin/Kavling 10)

Joni salah satu peselancar lokal menuturkan kegiatan selancar di Pantai Lenggoksono sudah ada sejak tahun 2014. Joni sendiri tertarik dengan selancar di Pantai Lenggoksono karena ketika duduk di kelas empat sekolah dasar ia sudah mulai bermain Bodyboard. “Bodyboard itu seperti selancar tapi hanya tengkurap di papan kayu, namanya gleseran disini,” jelasnya.

Joni juga bercerita mengenai sejarah wisata selancar di Teluk Bowele, “Dulu awalnya ada surfing, pertama ya Pak Muklis itu yang punya papan, papannya dulu dari orang Bali datang kesini dan mengajari surfer lokal,” ujarnya. Dia berharap agar semua orang di Dusun Lenggoksono bisa bermain selancar. “Ini kan pantainya orang Lenggoksono, wisata itu bisa dipikirkan nanti yang penting orang lokal bisa ikut main juga,” tegasnya.

Melihat perkembangan wisata selancar di Teluk Bowele, Muklis mengatakan jika saat ini terdapat peselancar lokal sebanyak 15 orang. Tiga orang diantaranya sudah tergolong profesional. Sementara ini warga Pantai Lenggoksono sedang mempersiapkan diri untuk meningkatkan daya tarik wisata selancar bagi wisatawan lokal bahkan internasional lewat Malang Open Surfing pada bulan depan. “Acara selancar berskala internasional, tamunya dari Bali, Jepang dan Eropa,” ujar Muklis . Ia berharap acara tersebut dapat mengenalkan Bowele sebagai destinasi surfing internasional. (krd/ain)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.