EM Unjuk Rasa Kritisi Kinerja Jokowi

0

Para mahasiswa sedang melakukan orasi di depan Gedung DPRD Kota Malang (Foto; dok.Fardha)

Para mahasiswa sedang melakukan orasi di depan Gedung DPRD Kota Malang (Foto; dok.Fardha)
Para mahasiswa sedang melakukan orasi di depan Gedung DPRD Kota Malang (Foto; dok.Fardha)

MALANG.KAV-10 Seratusan Mahasiswa Universitas Brawijaya yang tergabung dalam aliansi BEM UB (Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Brawijaya) melakukan aksi demo di depan Gedung DPRD Kota Malang mengkritisi kinerja Jokowi-JK (16/3). Dalam aksinya, mereka memberikan penilaian terhadap beberapa sektor dan bidang : Hukum, Ekonomi, Pangan, Energi, dan Pertahanan dan Keamanan Negara.

Sektor pangan merupakan yang dinilai paling buruk. Penyebabnya, tingginya impor bahan pokok, seperti beras dari Thailand dan Vietnam , kedelai dari Malaysia dan Etiopia,daging sapi dari Australia. Ketergantungan impor ini bisa mematikan pertumbuhan dan perkembangan bahan pangan.

Di pasaran, produk pangan lokal ikut merangkak naik. Sebelumnya harga beras IR III naik menjadi 10.300 perkilogram, namun turun menjadi 7.900 selisish 100 rupiah dari harga awal.
“Presiden tidak mengetahui secara jelas perihal kenaikan harga beras di indonesia, hal ini memicu sebuah asumsi bahwa ada permainan di balik kenaikan harga beras tanpa sepengetahuan Presiden,” ujar Yanuar Fazri dari Kementerian Kebijakan Publik EM UB.

Ketidaktahuan Jokowi ini menunjukkan komunikasi dengan para menteri tidak berjalan baik. Pihak-pihak di belakang Jokowi ditengarai telah melakukan intervensi.
Mereka juga meminta sikap anggota DPRD yang pro rakyat untuk terjun langsung ke pasar tradisional. Lainnya, mereka meminta anggota dewan menyampaikan aspirasi mereka langsung kepada DPR pusat. “Sudah kita lakukan dan tadi sudah langsung kita fax,” kata Nanda Guban, anggota Dewan Komisi B.

Selain pangan, para mahasiswa menyampaikan tuntutan atas kisruh politik dalam pemerintahan. Mereka juga mengingatkan kembali komitmen Jokowi-JK dalam menumbuhkan ekonomi kerakyatan melalui penguatan industri lokal.

Perbedaan (disaparitas) sosial dan ekonomi masyarakat juga perlu diredam dengan menjamin masyarakat kelas bawah tetap dapat mengakses kebutuhan pokok, dan menciptakan kemandirian pangan dan stabilitas harga pangan. (far/ziz/eff)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.