Jeratan Acara Mahasiswa, Mark Up atau Defisit
MALANG-KAV.10 Tiga video diputar oleh Tim Kampanye Malu Mark Up dalam Pentas Anti Korupsi di Kafe Komika, Rabu malam (16/11). Realitas tentang kerumitan yang dialami mahasiswa demi mewujudkan sebuah acara, hingga tanggung jawab yang dibebankan pada mahasiswa di setiap membuat acara coba digambarkan melalui video.
Terpampang di layar, cerita para mahasiswa yang harus menjual jajanan untuk menutupi defisit anggaran sebuah acara. Tidak hanya itu kesulitan mahasiswa dalam menyelenggarakan acara, sebab video selanjutnya menceritakan sulitnya mahasiswa mendapatkan dana dengan proposal kegiatan acara. Sementara video terakhir menjelaskan, seorang mahasiswa dapat dikatakan melakukan tindak korupsi lewat mark up anggaran dana acara.
Pemutaran video mendapat tanggapan dari peserta acara yang diikuti oleh perwakilan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). ”Jadi kalau menurut aku tentang mark up ini ya, yang jelas dari mark up ini kan memang menyalahi dari nilai-nilai kejujuran di dalam kepanitiaan. Kan kalau dari mahasiswa itu otomatis mengajukan ke Rektorat harus ada sistem yang transparan ke mahasiswanya,” ujar Abo, salah satu peserta acara yang berpendapat dari hasil presentasi tim kampanye Malu Mark Up.
Selain pemutaran video, terdapat perlombaan fotografi, mural, pertunjukan musik, dan teater yang diselenggarakan oleh Tim Kampanye Malu Mark Up Festival Integeritas Kampus KPK 2016. ”Sebenarnya pentas anti korupsi ini sebagai wadah bagi teman-teman UKM yang di minat seni untuk menyalurkan bakatnya dan juga karyanya menyampaikan pesan tentang anti korupsi,” ungkap Ketua pelaksana Pentas Anti Korupsi Inge Ade Zinnia. Perwakilan UKM yang mengikuti perlombaan pertunjukan musik dan teater berasal dari UKM Home Band dan Teater KUTUB.
Selain mengundang perwakilan dari UKM, acara tersebut juga mengundang tiga juri untuk tiga kategori perlombaan dan satu perwakilan dari Festival Integeritas Kampus 2016. Untuk perlombaan fotografi dan mural dinilai berdasarkan jumlah voting dari tamu yang hadir pada acara tersebut. sedangkan untuk lomba pertunjukan musik dan teater dinilai oleh para juri.
Dari terselenggaranya acara Inge berharap, ”Semoga dengan adanya acara ini jadi mahasiswa khususnya di Universitas Brawijaya bener-bener mengerti definisi dari mark up anggaran itu seperti apa dan mark up anggaran merupakan salah satu dari tindak korupsi dan harapannya ya kedepannya untuk orang-orang yang melakukan mark up anggaran itu bisa berkurang dan sadar kalau itu salah.” (sad/ugo/odp/ain)