MALANG-KAV.10 Dusun Gunung Kunci, Jabung terletak kurang lebih 30 km arah timur Kabupaten Malang. Akses menuju dusun ini terbilang mudah karena bisa dijangkau oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Melalui jalan berliku, menurun, dan menanjak di tengah kebun tebu dengan kondisi beberapa jalan yang berlubang.Perhatian masyarakat dusun Gunung Kunci terhadap pendidikan sangat kurang.

Pada 2009, banyak anak-anak di dusun tersebut yang putus sekolah dan lebih memilih untuk beternak sapi ataupun menjadi buruh tani membantu orang tua mereka. Begitulah sepatah kata awal dari perbincangan awak Kavling 10 bersama Danan Kusuma, Founder Organisasi Movement.

Namun pada tahun 2014, terdapat dua siswa tamatan madrasah ibtidaiyah (MI) atau setara sekolah dasar (SD) di dusun Gunung Kunci yang melanjutkan ke jenjang madrasah tsanawiyah (MTs), yaitu sekolah formal setara dengan sekolah menengah pertama (SMP).Tokoh kampung dusun Gunung Kunci, Mas ‘Udi mengatakan bahwa meskipun Taman Pendidikan Al-Qur’an sangat banyak, namun semangat orang tua di dusun ini dalam mendidik anak untuk lebih maju masih sangat kurang.

“Pola pikir masyarakat menganggap bahwa sekolah hanya akan membuang waktu anak-anak mereka serta mengeluarkan biaya banyak tanpa mendapatkan hasil apapun,”ujarnya. ‘Udi jug menjelaskan bahwa pada akhirnya anak-anak Mereka juga akan bernasib sama, yaitu menjadi buruh tani dan beternak.

Organisasi Sosial Mahasiswa

Mahasiswa merupakan agen perubahan. Dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, pengabdian masyarakat merupakan salah satu poin yang harus dilakukan oleh mahasiswa. Dewasa ini, sudah banyak mahasiswa yang mendirikan atau membentuk sebuah organisasi sosial untuk membantu masyarakat yang kekurangan, salah satu diantaranya adalah Movement. Movement adalah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di Desa tertinggal. Organisasi ini dibentuk pada Agustus lalu. Dibawah komando komunitas Lentera Negeri, kedua organisasi sosial mahasiswa ini mengabdi di dusun Gunung Kunci yang terletak di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang.

Sebelum menetapkan dusun Gunung Kunci sebagai tempat pengabdian, Danan Kusuma selaku penggagas dari organisasi ini dan beberapa rekannya mengelilingi desa-desa disekitar Malang. Hal tersebut dilakukan untuk menemukan desa yang sesuai dengan tujuan dari organisasi Movement, yaitu meratakan pendidikan dimulai dari lingkungan terdekat untuk anak-anak yang masih kekurangan.

Menurut Danan Kusuma, mahasiswa Ilmu Administrasi Publik FIA UB, saat ini mahasiswa cenderung melakukan hal-hal kurang penting dan tidak bermanfaat seperti bermain game, nongkrong dan lain sebagainya. “Movement dibentuk agar bisa menjadi wadah bagi mahasiswa mengaktualiasi peran mereka bagi masyarakat.”ujarnya, Senin (23/11).

Organisasi ini masih menerapkan sistem iuran sukarela dari para relawan untuk mengumpulkan dana yang digunakan untuk memfasilitasi kebutuhan anak-anak dusun Gunung Kunci dalam melakukan pembelajaran. Hal itu dikarenakan embrio organisasi yang masih dini, sehingga belum bisa mencari alternatif dana lain. Sementara relawan dari organisasi ini masih mencakup mahasiswa FIA UB. Namun organisasi ini membuka peluang merekrut mahasiswa fakultas lain dari UB maupun luar UB untuk bergabung.

Kegiatan yang Mereka Lakukan

Melakukan pengajaran formal adalah fokus utama dari organisasi Movement. Pengajaran Formal yang dilakukan adalah pelajaran akademis untuk membantu anak-anak memahami materi pelajaran ataupun membimbing untuk belajar sesuai yang diinginkan. Namun dalam pengembangannya, juga diadakan pengajaran non-formal yang dilakukan di Gubuk Baca meliputi berbagai kegiatan untuk melatih pendidikan karakter anak-anak. Agar menarik, para relawan mengemas cara membentuk pendidikan karakter anak-anak tersebut melaui berbagai jenis permainan.

Contohnya membagi beberapa kelompok kecil yang menuntut mereka untuk memilih pemimpin dan menentukan bawahan yang tepat sesuai dengan keahlian. Salah satu hal kecil tersebut dianggap mampu untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan dari anak-anak di dusun tersebut.Kegiatan dalam rangka membentuk pendidikan karakter anak-anak tersebut tidak selalu dikemas melalui berbagai jenis permainan, tetapi juga melalui kegiatan menggambar.

“Selain mengajarkan pendidikan bagi anak-anak, beberapa relawan perempuan dari Movement mengajarkan penyuluhan tentang mengasuh anak yang baik kepada ibu-ibu dusun setempat.”ujar Siti Muzzawwida, mahasiswa Ilmu Administrasi Publik FIA UB yang merupakan relawan dalam komunitas tersebut.“Namun fokus utama kami tetap masih kepada ranah pendidikan.”sambungnya.

Sementara itu tokoh kampung dusun Gunung Kunci merasa senang dengan masuknya organisasi sosial mahasiswa membantu memajukan pendidikan bagi warga daerahnya. Desa yang dulu pendidikannya tertinggal, kini sudah mulai ada kemajuan dalam sopan santun maupun bidang akademis yang ditunjukkan. “Saya sangat senang dengan hadirnya organisasi sosial mahasiswa di dusun ini. Selain memotivasi anak-anak, mereka juga memberikan pendidikan karakter yang baik kepada masyarakat.”kata Pak ‘Udi, saat diwawancara di Gubuk Baca, Selasa (24/11).

Hal yang paling dirasakan oleh relawan Movement sejak pertama kali mengajar di dusun Gunung Kunci hingga saat ini adalah perubahan perilaku anak-anak didik mereka yang saat ini sudah mulai hormat dan bertindak dengan baik.Dengan bantuan organisasi-organisasi sosial mahasiswa, masyarakat khusunya para orangtua di dusun ini akan sadar pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka. Meskipun saat ini masih sedikit anak di dusun ini yang melanjutkan sekolah ke SMP maupun SMA, namun Mas ‘Udi optimis bahwa kedepan lulusan Sekolah Dasar di dusun ini akan meningkat dan mampu untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Berawal dari Dusun Gunung Kunci, Movement ingin lebih memperluas jangkauan mereka dalam memberdayakan pendidikan masyarakat ke desa-desa terbelakang lainnya. Meskipun masih terbilang baru, Danan Kusuma yakin bahwasannya organisasi ini akan maju dan berkembang menjadi Lembaga Swadaya Masyarakat dengan adanya koordinasi para relawan yang terarah.

Selain itu, kegiatan yang sejak Agustus dilakukan di Dusun Gunung Kunci tetap menjadi pekerjaan bagi para penggagas organisasi Movement untuk lebih meningkatkan lulusan sekolah dasar yang nantinya mendaftar ke sekolah menengah pertama (SMP) hingga perguruan tinggi.“Dengan ikut berkontribusi langsung ke masyarakat, saya paham bahwa masyarakat tidak membutuhkan mimpi maupun janji yang tinggi, namun mereka lebih membutuhkan aksi nyata dari peran mahasiswa tersebut.”tutur Siti Muzawwida. (asy/miy)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.