Mahasiswa Alami Kekosongan Implementasi Nilai Pancasila
MALANG-KAV.10 Implementasi nilai Pancasila masih minim dikalangan mahasiswa terutama pasca 1998. Hal itu disampaikan Mohammad Anas sebagai pemateri dalam diskusi serta bedah buku “Pancasila dalam Diskursus” di Gedung A Fakultas Ekonomi Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (2/6).
Pancasila di kalangan mahasiswa selama ini cuma dikenal sebatas pada mata kuliah Kewarganegaraan. Masih ada beberapa fakultas di universitas yang belum memberikan mata kuliah khusus untuk Pancasila, misalnya pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Hal ini menggugah pengampu Mata Kuliah Umum (MKU) turun langsung untuk menjelaskan pentingnya pemahaman Pancasila ke mahasiswa .
Melihat dinamika sosial dan politik Indonesia saat ini, Anas menambahkan bangsa ini harus memiliki cara untuk mengelola kebinekaan. Ia menawarkan teori multikultural untuk memahami keberagaman di Indonesia. “Setidaknya bangsa ini harus memilih bagaimana kita mengolah kebinekaan itu sehingga semua kelompok itu beririsan antara satu dengan yang lain,” ujarnya. Menurutnya mahasiswa pasca reformasi tidak memerankan diri pada demokrasi permusyawaratan sehingga jauh dari Pancasila.
Kekosongan implementasi Pancasila di kalangan mahasiswa yang dewasa ini digadang untuk menjadi agen perubahan serta iron stock pada bangsa ini, dirasakan pula oleh salah satu peserta forum diskusi, Ajeng Pertama. “Dalam rangka memperingati hari lahir Pancasila ini masih banyak gitu mahasiswa yang lengah dan sudah lupa sama Pancasilanya,” ujar Ajeng.
Kurang bahkan kosongnya ranah yang membahas nilai dan implementasi Pancasila dikalangan mahasiswa melatar belakangi diskusi ini diselenggarakan. Setelah diskusi ini berlangsung diharapkan mahasiswa lebih memaknai utuh Pancasila. Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Pelaksana diskusi, Muhammad Reza Alfarisy.
“Harapannya mahasiswa dapat kembali memaknai pancasila, sehingga kedepannya Pancasila ini dapat dipahami secara utuh. karena banyak juga generasi sekarang ini yang mengesampingkan Pancasila sebagai ideologi dasar negara,” ujar Reza. (lia/ain)
sabi sih
Yoiii