Hujan, Intip Hilal di Bawah Payung

0

Ket: Percobaan pengamatan oleh anggota Astrononomy Physics Club (APC) di atap Ma'had SMA Islam Sabilillah (26/5).

Ket: Percobaan pengamatan oleh anggota Astrononomy Physics Club (APC) di atap Ma'had SMA Islam Sabilillah (26/5).
Keterangan: Percobaan pengamatan oleh anggota Astrononomy Physics Club (APC) di atap Ma’had SMA Islam Sabilillah Malang (26/5). Foto: Izhar

MALANG-KAV.10 Rintik hujan mengguyur lokasi pengamatan hilal 1 Ramadhan yang dilakukan oleh tim Astrofotografi UB di SMA Islam Sabilillah Malang, sore tadi (26/5). Di bawah payung besar, tim yang juga mengikutsertakan para siswa SMA Sabilillah dan anggota Astronomy Physics Club (APC) Fisika UB ini mendemonstrasikan penggunaan alat-alat pengamatan kepada para wartawan. Alat berupa teleskop refraktor dan reflektor serta Hillal Tracker telah dipersiapkan tim sebelumnya.

“Sayang sekali hujan padahal kita sudah persiapan tiga hari sebelumnya untuk atur alignment dan mounting alatnya,” tutur Afandi, salah seorang anggota tim Astrofotografi UB.

Menurut Afandi, metode lain untuk mendeteksi jatuhnya 1 Ramadhan jika hujan merintangi proses pengamatan hilal, dilakukan dengan metode hisab atau perhitungan fase siklus bulan dan matahari. “Setelah matahari dan bulan berada dalam satu garis, atau ijtima’ dalam Islam, itu bergeser sedikit saja sudah menandakan bulan baru,” ungkap Afandi.

Azizurrahman Rafli, siswa yang turut serta dalam pengamatan ini mengungkap kekecewaannya pula. Ekspektasi yang terbangun sejak persiapan briefing tiga minggu sebelumnya harus runtuh karena cuaca yang tidak bersahabat. “Tapi saya senang dapat ilmu baru dan bisa belajar ilmu astronomi,” tuturnya.

Selain dirinya, menurut Rafli ada 29 siswa lain dari klub astronomi dan robotika yang juga dilibatkan dalam pengamatan ini. Ia pun sempat mendemonstrasikan penggunaan Hillal Tracker, perangkat sederhana yang digunakan untuk mendeteksi hilal dengan mata telanjang.

Rudy Yuwono, Ketua Astrofotografi UB menuturkan tujuan utama pengamatan yang dilakukannya untuk pembelajaran bagi siswa SMA Sabilillah. Namun jika mendapatkan hasil, akan ia setorkan ke grup Whatsapp Astrofotografi Nasional. “Ponorogo juga sore ini tidak dapat gambar, di Kupang pukul 10.10 sudah kelihatan tadi pagi,” tutur Rudy sambil menunjukkan isi grup tersebut. Rudy menjelaskan secara hitungan sebenarnya sudah dipastikan bahwa Ramadhan jatuh pada esok hari. (nur/bun)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.