Belajar Bahasa Krama Lewat Abrakadabra
MALANG–KAV.10 Semangat melestarikan bahasa ibu membuat Amelia Amanda dan timnya menginisiasi pembuatan aplikasi Abrakadabra (Aplikasi Belajar Bahasa Krama dengan Gambar Interaktif). Pemanfaatan aplikasi ini mereka uji coba pada siswa SMPN 13 Malang, kemarin (5/5).
Amanda mengaku pernah mengajar siswa SMP dan banyak yang mengeluh padanya tentang sulitnya belajar bahasa jawa sebab banyak tingkatannya. “Dari situ saya menangkap bahwa bahasa jawa yang notabene bahasa ibu sendiri kok susah diimplementasikan,” tutur Amanda.
Pengembangan Abrakadabra menurut mahasiswi Sastra Inggris FIB UB ini sementara difokuskan untuk kalangan siswa yang memang perlu belajar bahasa jawa. Tapi untuk ke depannya, timnya juga berencana untuk terus meng-update sistem agar dapat dimanfaatkan pula oleh masyarakat dari luar jawa untuk belajar sehingga dapat terus lestari. “Terlebih bahasa krama adalah bahasa tertinggi dalam budaya jawa yang menunjukkan kesopanan, kesederhanaan, dan nilai-nilai sosial,” imbuh Amanda.
“Untuk anak-anak, aplikasi ini merupakan solusi yang inovatif,” puji Sumarto, Guru Bahasa Jawa SMPN 13 Malang. Kesulitan mempelajari bahasa krama menurutnya akibat kebiasaan di lingkungan anak yang kurang begitu intensif membiasakan (berbahasa krama, red) sehingga kebanyakan tidak tahu bahasa ibunya sendiri.
Dari beberapa anak yang mencoba aplikasi ini melalui perangkat ponsel pintar, salah satu siswa berpendapat aplikasi itu masih terlalu mudah baginya. “Mungkin seharusnya pertanyaannya diperbanyak lagi, kalau bisa juga seperti penambahan aksara jawa, tembang jawa,” imbuhnya. Ia mengaku menjadi lebih semangat belajar bahasa krama berkat aplikasi ini sebab penggunaan jawa krama terlihat lebih sopan.
Amanda memaparkan Abrakadabra merupakan hasil output dari Pekan Kreativitas Mahasiswa di bidang Pengabdian Masyarakat yang digarapnya bersama tim gabungan mahasiswa FIB dan FILKOM. Anggotanya terdiri atas ia sendiri, Syarifah Rahmatal Alam, Lulu Nafiz Fauziah, Moh. Wahyu Dwi, serta Andri Suranta Ginting. Dibawah bimbingan Melania Shinta Harendika selaku dosen pendamping, ia berharap Abrakadabra mampu lolos dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional 2017. (odp/nur)