Abstain: Antara Memilih Singa atau Serigala
MALANG-KAV.10 Pemilihan Mahasiswa Raya (Pemira) Universitas Brawijaya digelar (23/11). Sejumlah Panitia Lokasi (Panlok) pemilihan terlihat sepi, seperti yang terlihat di Tempat Pemungutan Suara (TPS) Fakultas Ilmu Administrasi (FIA). Sampai pada pukul 15.00 WIB, baru sekitar 250 pemilih yang memberikan suara ke TPS dari 6000 mahasiswa aktif di FIA, artinya mahasiswa yang memberikan suara tidak lebih dari 10 %.
Terkait tingginya angka golput di FIA, menurut salah satu mahasiswa Pariwisata 2013 Adam Faliti, perlu ada evaluasi oleh panitia Pemira karena adanya kemungkinan para mahasiswa memang apatis. “Atau mereka memilih untuk golput karena merasa skeptik dengan pilihan yang ada,” ujar Adam. Terkait adanya pilihan abstain (tidak memilih -red) dalam sistem E-Vote Pemira 2016, Adam menambahkan, “Adanya abstain itu menarik, menunjukkan sikap politis. Daripada ngeluarin suara tapi tidak ke daftar, mending abstain sekalian.”
Ditemui saat Pemira 2016 berlangsung, Presiden BEM FIA Sinergy Aditya beranggapan abstain bisa jadi pilihan favorit mahasiswa yang muak. “Jika dianalogikan, dengan gambar domba sedang mengikuti pemilu, lalu terdapat dua pilihan, singa dan serigala. Maka mereka berebut untuk memilih dibunuh oleh yang mana? (Menurut yang abstain -red) mungkin lebih baik bunuh diri atau hidup sendiri daripada dibunuh singa dan serigala,” terangnya.
Sinergy menambahkan, partisipasi mahasiswa yang rendah disebabkan karena masih kurangnya pengetahuan mahasiswa soal politik. Masalah sosialisasi panitia tidak begitu berpengaruh yang paling penting adalah kesadaran mereka terhadap momentum Pemira, apakah momen ini benar-benar penting atau tidak.
“Mungkin mereka buta akan politik, nggak tahu akan maksud dari politik ini gimana. Kalo orang menyebut apatisme, ‘ah males’ bukan nggak tahu tapi mereka udah termuakkan dengan kondisi yang seperti ini lembaga-lembaga yang absurd, lembaga yang hanya bekerja pada tupoksi seperti ini,” ungkapnya.
Hal senada juga terjadi di Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB), sesuai pantauan salah satu reporter kami, jumlah mahasiswa yang memberikan suarnya masih 379 orang sampai pukul 15.15 WIB.
Bren Simamora mengungkapkan bahwa dirinya kemungkinan besar tidak akan memberikan suaranya alias Golput, dikarenakan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) yang merupakan syarat utama dalam pemilihan ditahan. Terkait masalah tersebut, mahasiswa FEB jurusan Akuntansi tersebut belum mengetahui informasi terkait toleransi untuk menggunakan identitas selain KTM untuk bisa memilih. “Belum milih karena KTM saya ketahan jadi nggak bisa milih. Setahuku pake KTM, kurang tahu toleransi untuk tidak menggunakan KTM,” ujar Bren. (jon/nur/ain)