Nyeker Di Malang Maraton
MALANG –KAV.10 Ada yang menarik pagelaran Lomba Lari International Maraton dan 10 K Malang City Festival 2014 kemarin (4/5). Jika lazimnya pelari menggunakan sepatu, ada beberapa pelari yang tidak mengenakan sepatu lari alias nyeker saat lomba berlangsung. Namun apa jadinya jika yang berlari nyeker adalah peserta yang sudah manula (manusia usia lanjut ), seperti yang dilakukan oleh salah satu peserta Marathon, Frant Banda.
Kakek kelahiran 7 Maret 1942 ini menyelesaikan lomba lari 10 K pada even Malang Marathon tanpa menggunakan alas kaki alias nyeker. Kakek ini menyelesaikan lomba lari jarak 10 kilometer dengan catatan waktu 1 jam 29 menit. Yang lebih menakjubkannya, dari pantauan Malang Post, kakek ini merupakan pelari nyeker yang mampu menembus garis finish paling awal mengalahkan pelari-pelari nyeker lain yang lebih muda dari kakek Frant.
Frant mengaku, ia merupakan mantan atlet Marathon nasional. Mulai aktif lari sejak tahun 1969. sejak awal aktif lari Marathon, ia sudah lari tanpa menggunankan alas kaki. “Dulu saya biasa latihan larinya Malang-Kepanjen bolak-balik,” kata kakek yang juga pensiunan pegawai UM ini.
Menurut kakek ini, ia justru lebih nyaman lari tanpa menggunakan sepatu. Alasannya, lari maraton merupakan lari jarak jauh yang menyebabkan kakinya cepat panas. “kalau kaki sudah panas, lari jadi gak enak mas. Lebih cepat kalo nyeker,” kata Frant.
Namun bukan berarti tanpa menggunakan alas kaki saat lari. Kakinya masih diperban dengan menggunakan plester luka pada telapak kaki dan masing-masing jari kakinya. Itu dilakukan agar selama berlari kakinya terlindungi dari tertusuknya benda-benda tajam. “ saya pakai hansaplast di kaki supaya gak kena kerikil,” jelasnya. Catatan waktu lari maraton terbaiknya adalah 2 jam 58 menit. Itu diraih ketika ia masih aktif lari sekitar tahun 70an. Menurut kakek ini, ia semakin bangga dengan atlet-atlet kota Malang.
Karena faktor usia kakek ini secra perlahan mulai meninggalkan marathon yang memang membutuhkan bayak tenaga pada akhir tahun 80an. Namun bukan berarti dia meninggalkan kebiasaan larinya itu. Di usianya yang ke 72 tahun, kakek ini masih rutin latiha lari bersama Persatuan Atlet Atletik Master Indonesia (PAMI) cabang Malang setiap Selasa dan Minggu Pagi bertempat di satdion Gajayana.
Ketua PAMI Malang, Suprapto yang juga turut mendampingi Kakek Frant saat lomba berlangsung, mengatakan banyak anggota PAMI yang turut ikut ambil bagian dalam Malang Maraton kali ini. PAMI merupakan perkumpulan atlet-atlet atletik yang sudah berumur 35 tahun ke atas. (mg1)