Nasib Tidak Jelas, Pemain Persema Pulang Kampung
MALANG-KAV.10 Nasib Persema saat ini bisa diibaratkan seperti telur yang berada diujung tanduk. Selain didiskualifikasi dari kompetisi yang mereka ikuti yakni Liga Primer Indonesia (LPI), Klub sepak bola tertua di Kota Malang ini juga terancam tidak diikutkan dalam Babak Play Off untuk memperebutkan tempat untuk berlaga di Liga Super Indonesia (LSI). Karena mulai musim depan, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) hanya menggelarkan satu liga, yakni Liga Super Indonesia.
Melihat Klub yang sedang ia bela saat ini sedang ditimpah banyak masalah, Agung Dwi Jaksono salah satu pemain Persema sangat menyayangkan hal itu bisa terjadi. Dia melihat pengurus Persema seperti tidak punya semangat untuk memperjuangkan klub ini. Pengurus seperti setengah-setengah dalam mengurusi klub tertua di kota Malang itu, “Pengurus gak ada jiwa Persema-nya buat bangkitin klub ini,” ungkapnya.
Pengurus seperti tak ada itikad baik untuk menyeleseikan masalah ini, khususnya dengan pemain. Pengurus menurut Agung, tidak pernah mengadakan duduk bersama untuk memceritakan tentang apa yang sebenarnya terjadi di tubuh klub, “Pelatih pun ketika menanyakan masalah yang terjadi kepada pengurus, pengurus langsung mengalihkan pembicaraan,” jelas pemain yang telah merumput bersama Persema sejak tahun 201o ini.
Masalah internal tak hanya itu, Defender Persema ini mengeluh tentang gaji pemain yang sudah empat bulan tak dibayarkan oleh pengurus. Agung sapaan akrabnya bersama dengan pemain senior lain sudah sangat sering menanyakan kejelasan tentang gaji mereka kepada pengurus, tetapi tidak pernah ada tanggapan pengurus, “Kalo di BBM, paling cuma di read sama pengurus, gak pernah dibalas,” keluhnya.
Tidak jelasnya nasib pemain, membuat sebagian besar pemain yang berasal dari luar kota telah kembali ke kampung halamannya masing-masing. Para pemain juga tidak pernah mengadakan Latihan rutin bersama dengan pelatih lagi, “Kalo latihan bareng tidak pernah lagi, palingan cuma latihan sendiri-sendiri aja,” tandasnya. (ard)