FORMAH PK FH UB Hadirkan Tokoh-tokoh Fenomenal dalam Pagelaran Hukum Indonesia

0

Foto 1. Tokoh-tokoh yang memeriahkan Pagelaran Hukum Indonesia. Dari kiri, Sammy, Rudolf Puspa, Sudjiwo Tedjo, Permadi, dan Arswendo Atmowiloto (foto oleh Aulia Nabila)

Foto 1. Tokoh-tokoh yang memeriahkan Pagelaran Hukum Indonesia. Dari kiri, Sammy, Rudolf Puspa, Sudjiwo Tedjo, Permadi, dan Arswendo Atmowiloto (foto oleh Aulia Nabila)
Foto 1. Tokoh-tokoh yang memeriahkan Pagelaran Hukum Indonesia. Dari kiri, Sammy, Rudolf Puspa, Sudjiwo Tedjo, Permadi, dan Arswendo Atmowiloto
(foto oleh Aulia Nabila)

MALANG – KAV.10 Jumat (25/10) mulai sekitar pukul 19.00 WIB, Gazebo Universitas Brawijaya (UB)  tampak ramai. Empat ratus orang lebih hadir untuk menyaksikan perhelatan bertajuk “Pagelaran Hukum Indonesia” yang diselenggarakan oleh Forum Mahasiswa Hukum Peduli Keadilan (Formah PK) Fakultas Hukum UB. Sejumlah tokoh di bidang hukum dan budaya berpartisipasi dalam perhelatan yang bertemakan “Mahasiswa dan Nasionalisme” ini yaitu Permadi, Arswendo Atmowiloto, Rudolf Puspa, Sammy (stand-up comedian), dan tak ketinggalan Sudjiwo Tedjo

 

Masing-masing tokoh tersebut menyampaikan bahasan-bahasan tentang hukum dan budaya dengan gaya khas masing-masing. Permadi dengan orasi dan kritiknya terhadap praktik pemerintahan dan budaya, Arswendo dengan kata-kata singkat dan gaya santai, Rudolf dengan berkelakar dan berkeliling di antara penonton, Sammy tetap dengan gaya stand-up comedynya, dan Sudjiwo Tedjo dengan syair-syair dan gaya bahasa yang blak-blakan serta realistis. Salah satu kritik blak-blakan ala Sudjiwo Tedjo adalah ketika dirinya sedang membahas hukum yang dikatikan dengan ketuhanan. Menurutnya, masalah hukum baru bisa dibahas jika manusia sudah memahami betul siapa Tuhannya dan seperti apa agamanya.  “Baru setelah masalah Tuhan itu selesai, kita ngomong yang lain-lain,” ujarnya.

 

Menurut Ketua Umum Formah PK, Rahmad Syafaat Habibi, perhelatan ini bertujuan mengingatkan kembali mahasiswa terhadap budaya-budaya nasional yang harus dipertahankan dan dihargai, serta bagaimana cara bernegara yang baik. Acara ini juga dikemas tidak seperti seminar biasa, melainkan berbentuk pagelaran seni yang dikombinasikan dengan bahasan-bahasan mengenai hukum dan budaya. “Saya yakin kalau dibungkus dengan seminar biasa pasti banyak yang gak dateng,” ujar Rahmad.

 

Walaupun sempat terhambat masalah pendanaan, perhelatan ini berjalan cukup lancar. Tiket terjual habis dan penonton memenuhi Gazebo UB, bahkan ada yang sampai harus menonton sambil berdiri karena kursi yang disediakan tidak cukup. Kedatangan delegasi dari berbagai universitas di seluruh Indonesia menjadi salah satu penyebab penuhnya Gazebo UB ini. Delegasi tersebut antara lain dari Universitas Indonesia, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Pelita Harapan, dan masih banyak lagi. Ke depannya, Rahmad mengharapkan adanya kemudahan dari rektorat UB untuk membantu mengurus masalah pendanaan.

 

Menurut Lita Restuwati, salah satu penonton, baginya acara semacam ini merupakan hal yang baru. Ia puas dengan seluruh rangkaian acara Pagelaran Hukum Indonesia ini. “Harapannya sih kita jadi lebih bisa mencintai budaya sendiri,” tutur mahasiswi Fakultas Hukum angkatan 2010 ini.

Selain para tokoh tersebut, acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan Teater Ronggowarsito, penari IPPM Bundokanduang, LSO Gendis FISIP UB, Paguyuban Kesenian Teater Mandiri, dan LSO paduan suara FH UB, Justicia Choir. (aya)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.