Berbicara Tentang Motivasi
Oleh Akhtur Gumilang
Seorang tokoh bak seorang motivator. Selain kisah hidupnya yang banyak memberikan inspirasi, seorang tokoh pun biasanya pandai mengambil hati masyarakat lewat tutur katanya yang syarat akan makna. tak sedikit, kehidupan para tokoh yang telah berjasa diabadikan melalui buku atau film yang mengisahkan tentang dirinya.
Tokoh disini adalah sesosok manusia yang berbeda dari manusia lainnya. Dikatakan berbeda dari manusia lainnya karena mereka (para tokoh) memiliki kesadaran, keinginan, semangat, dan jiwa kepemimpinan yang dapat membedakan dengan manusia lainnya. Mereka adalah pilihan. Tetapi, tidak menutup kemungkinan manusia biasa seperti kita bisa menjadi sesosok tokoh yang dimaksud tersebut. Mereka, para tokoh pun mengawali sepak terjangnya sebelum ‘Terkenal’ ataupun ‘dikenal’ dengan memilih jalan hidupnya berbeda dari kebanyakan manusia yang hanya hidup cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang, papan, dan pangannya. Para tokoh memilih dan menumpuh jalan hidupnya yang sulit. Lebih banyak mengucurkan keringat untuk orang lain, ketimbang bagi dirinya sendiri. Sehingga, tak banyak orang yang memilih jalan hidupnya seperti para tokoh yang lebih banyak menghabiskan waktunya berjuang demi hak hidup banyak orang.
Konsekuensi menjadi seorang tokoh sudah termaktub dalam kisah Nabi Muhammad SAW ketika pertama kali menerima wahyu pertamanya. “Bacalah!!”, perintah tersebutlah yang akhirnya menciptakan seorang Muhammad diangkat sebagai utusan Allah SWT (Rasulluloh SAW) sekaligus menjadi penutup zaman kenabian. Ketika datangnya wahyu pertama dan kelak akan disebut sebagai lailatul qadar (malam kadar), tanda-tanda kenabian sudah jelas tergambar oleh anak paman Khodijah, Waraqah bin naufal didalam diri seorang yang kelak akan menjadi Tokoh pembaharu Arab bahkan dunia, yakni Nabi Muhammad SAW. Waraqah yang juga merupakan pendeta Nasrani (kristen) sekaligus seorang hanifiyyah (penganut agama hanif/agama ibrahim) berkata kepada Muhammad bahwa, telah ada tanda-tanda kenabian yang persis pernah dialami para pendahulu mu, seperti Nabi Isa AS, Musa AS, dan Ibrahim AS atas kedatangan Namus (Malaikat). Kemudian Waraqah memperjelas nasihatnya, “anda (Muhammad) akan diusir dari kaum mu, dimusuhi, dihina, dijauhi, dan ditindas oleh banyak orang yang tidak menyukaimu, sama seperti para pendahulu mu.” Resiko menjadi seorang tokoh pembawa perubahan tidaklah mudah.
Sosok seorang tokoh atau figur memang tidak sebanyak manusia yang bertebaran hidup demi sesuap nasi. Namun, keberadaan seorang tokoh selalu hadir ditengah masyarakat yang sedang dilanda ‘gundah gulana’. Mereka hadir di setiap belahan dunia manapun, yang perlu akan perubahan. Sesosok Nabi Muhammad SAW pun telah cukup merepresentasikan betapa sulitnya berjuang demi sebuah perubahan. Mengubah masyarakat Arab yang jahilliyah (bodoh) hingga menjadi masyarakat yang lebih beradab. Perjuangan dan kesulitan yang dihadapi para tokoh dunia memang merupakan nilai pemicu motivasi yang patut diteladani.
Kata Mutiara
Selain kisah hidup yang perlu diteladani, tokoh-tokoh pembawa perubahan biasanya selalu memiliki kecenderungan menggunakan bahasa yang penuh arti, Layaknya seorang motivator bisnis yang pandai bermain-main kata. Ritme, tempo, ekspresi, beserta intonasi pelafalan kata secara sempurna hampir dimiliki setiap tokoh revolusioner yang pernah ada didunia. Kata-kata yang terucap dari bibir mereka selalu terngiang dihati, bahkan menjadi jargon sepanjang masa. Siapa yang tidak mengenal sosok salah satu Presiden termuda sekaligus presiden ke-35 di Amerika Serikat (AS), John F Kennedy? Walaupun raganya telah tiada, tetapi jargon-jargon yang diucapkannya hingga saat ini masih teringat. Kennedy pernah berkata didalam salah satu pidatonya kepada warga AS, “jangan tanyakan apa yang telah negara berikan kepada mu, tetapi apa yang telah kamu berikan kepada negara mu sendiri.” sungguh pengemasan bahasa yang simpel, namun penuh arti yang dalam. Penulis yang bukan warga AS sekaligus belum lahir di zamannya pun tahu bahwa jargon tersebut seakan hidup dari generasi ke generasi hingga saat ini.
Motivator ulung memang sangat pantas disematkan kepada para tokoh pengemban perubahan. Tidak hanya sekedar memotivasi saja, bahkan memprovokasi dan mengagitasi adalah keahlian yang tidak umum dimiliki motivator-motivator bisnis saat ini. Selain pandai mengolah kata, para tokoh ini juga membuktikan lewat perjuangannya bahwa mereka pantas dikenang, diabadikan, dicontoh, bahkan diteladani sekalipun. Sehingga, hal tersebut yang menjadikan garis pemisah antara para motivator money oriented dengan para tokoh revolusioner yang tidak menuntut balik upaya perjuangannya.
Sudah jelas motivator-motivator saat ini bisa dikatakan money oriented, sangat berbeda dengan para tokoh pejuang pada masa lampau. Perbedaan kharismatik adalah jaminan bahwa siapa yang lebih pantas untuk diteladani. Para motivator saat ini hanya sekedar menjual permainan-permainan kata belaka. Fee ataupun tarif yang dikehendaki para motivator saat ini sangat diluar nilai semangat-semangat para pahlawan terdahulu. Seperti sosok seorang Ary Ginanjar Agustian, pencetus motivator ESQ (Emotional Spiritual Quotient) ini, bisa mendapatkan 2 miliyar hanya dalam sekali seminar saja, selama tiga hari (dikutip dari laman strategimanajemen.net). pendapatan yang sangat fantastik jika hanya sekedar menyadarkan banyak orang lewat lantunan motivasi. Kebutuhan motivasi seakan menjadi komoditas bisnis yang sangat diperhitungkan, sejalan masih banyaknya masyarakat yang labil secara emosinal, hingga identitas diri.
Motivasi bisa muncul melalui cara apapun. Membaca, menonton, mendengar, melihat, dan melamun sekalipun dapat memunculkan motivasi dalam diri. Layaknya seorang ilmuwan mendunia, Isaac Newton yang terkenal dengan teori gravitasinya hingga saat ini, menemukan teori tersebut sambil melamun dibawah rindang pohon. Newton terinspirasi dari sebuah apel yang saat itu terjatuh dari pohon tersebut. Sehingga dari inspirasi tersebut, munculah sebuah tekad yang disebut dengan motivasi diri. Lalu Newton memotivasi dirinya sendiri untuk memunculkan sesuatu yang baru untuk dunia pada saat itu. Teori-teori yang diciptakannya sangat berkontribusi besar bagi ilmu pengetahuan modern saat ini.
Mengawali perjuangan dengan motivasi kuat, berujung menjadi seorang tokoh pengemban perubahan yang dapat memotivasi banyak orang melalui karya-karyanya. Itulah para tokoh. Itulah para pahlawan. Itulah para motivator sepanjang masa.