KOORDINATOR BEM MALANG RAYA: PARA PRESIDEN MAHASISWA SULIT DIAJAK AKSI TOLAK RUU TNI

0
Sumber: Instagram BEM Malang Raya

MALANG-KAV.10 Gelombang aksi penolakan Rancangan Undang-Undang TNI terus bergulir di berbagai daerah. Di Malang Raya, terjadi dua aksi yang berbeda. Pertama, aksi oleh Aliansi Suara Rakyat (ASURO) pada Kamis (20/3). Perencanaan aksi ini sudah mulai berjalan pada Senin (17/3) dengan adanya konsolidasi terbuka. Selanjutnya, pembahasan teknis lapangan terbuka dan tertutup pada Selasa (18/3) dan Rabu (19/3). Rabu malam, disepakati bahwa aksi akan dilaksanakan pada hari Kamis. Pagi harinya, RUU TNI disahkan DPR dan ASURO turun aksi pada sore harinya.

Kedua, berbeda dengan ASURO, konsolidasi BEM Malang Raya diinisiasi pada hari yang sama namun dengan format berbeda. Mereka baru mengunggah ajakan konsolidasi setelah RUU TNI disahkan. Hal inilah yang menimbulkan kritik dari berbagai pihak. Menanggapi fenomena ini, awak Kavling10 mewawancarai Gilang Dalu, Koordinator BEM Malang Raya untuk mendapatkan klarifikasi terkait keputusan BEM Malang Raya yang tidak bergabung dengan aksi ASURO.

Apakah Anda atau anggota lain di BEM Malang Raya tidak mencoba untuk menghubungi para presiden mahasiswa kampus-kampus lain?

Untuk jalur pribadi, ada beberapa presiden mahasiswa yang menurut saya dekat dengan saya. Bukan lagi saya chat, melainkan saya telepon langsung untuk memastikan gerakan berjalan, tetapi tetap tidak ada sikap sama sekali. Saya sudah menghubungi seluruh presma untuk pernyataan sikap di hari Senin, tetapi hanya empat kampus yang menanggapi.

Bukankah Anda memiliki hak prerogatif untuk membawa BEM Malang Raya berkonsolidasi bersama ASURO? Mengapa itu tidak dilakukan?

Pada aksi-aksi sebelumnya, perwakilan presma langsung hadir dan memberikan posisi, sehingga saya memiliki legal standing untuk bergerak. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, ketika saya mengikuti konsolidasi, ada perwakilan kampus sehingga saya tidak sendiri dalam mengambil keputusan. Kita juga harus mempertimbangkan pembacaan situasi yang akan kita bawa.

Terkait isu dana yang cukup ramai diperbincangkan mahasiswa, terutama dalam konteks kunjungan Anda ke Ali Mutohirin, bagaimana Anda menjelaskannya?

Insyaallah tidak ada dana yang diterima. Pertemuan tersebut terjadi sebelum mencuatnya isu tentang pohon maupun isu RUU TNI, jadi tidak ada pengondisian atau desas-desus keuangan yang masuk. Jika memang ada bukti, silakan dibuktikan. Dalam bulan Ramadhan ini, penggunaan uang untuk hal semacam itu tidak akan membawa berkah.

Mengapa BEM Malang Raya memutuskan untuk membuat konsolidasi sendiri dan berbeda dengan aliansi?

Kami tetap harus memiliki standing position dan saya sebagai koordinator merasa bertanggung jawab karena tidak ada keputusan yang bisa saya keluarkan tanpa dukungan dari presma. Itulah mengapa saya memaksakan empat kampus yang sudah bersikap untuk hadir dan membahas langkah BEM Malang Raya selanjutnya. Saya tidak memiliki hak untuk memutuskan karena yang memiliki massa adalah teman-teman di kampus.

BEM Malang Raya telah dicap oleh beberapa pihak sebagai kelompok oportunis. Kita juga bisa melihat komentar kritik di media sosial terkait konsolidasi tersebut. Bagaimana Anda menanggapinya? Apakah ada rencana untuk membuat klarifikasi?

Itu adalah bentuk kritik. Saya memahami ketika berada di posisi mereka, pasti akan muncul kemarahan seperti ‘mengapa BEM Malang Raya bungkam’ atau ‘mengapa tidak turun aksi’. Wajar mereka marah karena selama ini BEM Malang Raya selalu turun ketika ada isu dan melebur dengan kawan-kawan gerakan. Untuk klarifikasi, saya belum memikirkannya karena saya tidak tahu harus mengatakan apa. Saya khawatir yang terserang justru para presma yang tidak bersikap, jadi biar saya saja yang menerima kritik.

Sejak sebelum konsolidasi BEM Malang Raya, di kolom komentar postingan BEM MR,  judicial review sudah disuarakan. Kemudian setelah konsolidasi, notulensi menyatakan akan melakukan judicial review. Apakah itu memang terencana sejak memutuskan tidak aksi atau merupakan hasil diskusi dalam konsolidasi?

Keputusan itu diambil pada saat konsolidasi tadi malam. Disepakati untuk melaksanakan judicial review serta permohonan legislative review ke DPR RI dan executive review ke Presiden. Itu adalah kesepakatan yang terjadi pada konsolidasi kemarin. Untuk gerakan selanjutnya, insyaallah ada cara baru yang akan kami laksanakan yaitu kami akan bergerak ke Surabaya pada bulan April mendatang.

Bagaimana Anda menanggapi komentar dari Rembo (anggota ASURO) yang menyatakan bahwa BEM Malang Raya diajak untuk ikut konsolidasi sejak awal namun tidak merespon?

Rembo memang mengetahui kondisi di grup BEM Malang Raya. Dia melihat bahwa tidak ada presma yang membalas hal tersebut. Saya siap turun dan sudah menanyakan ke setiap presma tentang konsolidasi, tetapi tidak ada respons sama sekali.

Apakah Universitas Brawijaya juga terlibat dalam konteks pernyataan sikap mengenai RUU TNI?

UB pun tidak bersuara di grup BEM Malang Raya. Saya tidak mengetahui posisi mereka dalam hal ini.

Penulis: Mohammad Rafi Azzamy
Editor: Badra D. Ahmad

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *