“DOSA BESAR MABA” DIPAMPANG DALAM RANGKAIAN GAMA TIME PKKMB FIA, TAGAR #HAPUSPERPLONCOANMABAUB NAIK 

0
Sumber: Kumpulan menfess dari akun @yubifess, @ub_menfess, dan @ubsansfess

MALANG-KAV.10 Media sosial X diramaikan dengan cuitan anonim di akun menfess @yubifess, @ub_menfess, dan @ubsansfess tentang PKKMB FIA UB. Terdapat kurang lebih lima puluh cuitan sejak Sabtu (13/9) hingga Senin (15/9) yang mengkritik sikap Garda Mahasiswa (Gama) di PKKMB FIA. Sebagian besar cuitan tersebut menilai bahwa Gama Time—salah satu rangkaian PKKMB FIA—adalah bentuk perpeloncoan. Dengan ramainya cuitan yang menolak bentuk perpeloncoan di beberapa ospek fakultas, muncul lah tagar #HapusPerploncoanMabaUB.

Mempersoalkan Gama Time, seorang maba bernama Arfa (bukan nama sebenarnya) menceritakan bahwa rangkaian acara itu adalah ajang untuk menunjukkan kesalahan maba FIA saat masa PKKMB. Gama Time dilakukan setelah rangkaian acara inti selesai dan mahasiswa baru yang sakit telah dipulangkan. Akibat dilakukan di akhir acara, sebagian besar maba mengira bahwa acara PKKMB telah usai.

Saat Gama Time hendak dimulai, seluruh panitia PKKMB selain Gama dan operator diharuskan untuk meninggalkan ruangan. Kemudian, Gama menutup pintu dan mulai menggebrak-gebrak dan berteriak. “Saat itu kami disuruh mengeluarkan seluruh barang yg ada di tas, setelah dikeluarkan para maba disuruh mengangkat tas setinggi mungkin,” keluh Arfa.

Tak lama setelah itu, slide menampilkan tulisan “DOSA BESAR MABA”. Di slide-slide berikutnya, terpampang foto-foto maba yang melanggar peraturan PKKMB FIA seperti membawa motor, merokok, dan tidak melepaskan nametag di luar kawasan FIA. Menurut Arfa, beberapa dari maba-maba ini tidak diburamkan wajahnya dalam foto yang ditayangkan. Selanjutnya, Gama memerintahkan maba yang melakukan pelanggaran untuk segera menuju ruang sekretariat Gama. “Kalo tidak ada yang ngaku, maka kepulangan maba tertunda,” jelasnya. Tak hanya itu, Arfa menjelaskan bahwa maba yang dipampang wajahnya bahkan termasuk maba yang telah mendapatkan sanksi hukuman. 

Saat Gama Time juga, Gama menunjukkan beberapa cuitan menfess yang mengkritik mereka. Alih-alih mendengarkan dan mengevaluasi diri, mereka merespons cuitan itu dengan seruan seperti, “Iya kita mah gak pinter, kalian kan pinter”, “Cariin kerja dong”, dan “Cariin info magang dong”. Menurut Arfa, pengirim cuitan itu bahkan mendapatkan surat pemanggilan ke ruangan Gama.

Sebagai mahasiswa baru, Arfa berpendapat bahwa tindakan Gama saat PKKMB bukanlah hal yang wajar. Hematnya, alasan panitia bahwa Gama membentak dan menggebrak adalah untuk mendapatkan perhatian saat situasi tak kondusif tidak bisa dibenarkan. “Menurut saya, jika salah seorang gama menyuruh kondusif, maka mahasiswa baru juga akan kondusif seperti sebelumnya,” ujarnya.

Arfa juga menekankan bahwa tindakan yang dilakukan Gama telah merugikan pihak tertentu. “Apa yang dirugikan? Melihat tweet yang ada setelah pulang rangkaian ospek fakultas sendiri, saya yakin banyak yang mentalnya down, lelah secara fisik, kepikiran atas kejadian hal tersebut.” Ia bahkan menyebutkan bahwa terdapat beberapa cuitan yang berpikiran untuk keluar dari kampus karena sudah lelah fisik dan mental.

Tak hanya itu, Arfa menilai bahwa argumen panitia mengenai Gama Time sangatlah bertentangan dengan apa yang terjadi. “Panitia bilang kalau tujuan Gama Time dilakukan [secara] bersama dan tidak menyerang personal [adalah] agar tidak menimbulkan dendam pribadi. Namun nyatanya adalah seperti yang terjadi kemarin,” tegasnya. Ia mempersoalkan Gama yang masih mengungkit pelanggaran yang telah diberikan sanksi berupa pengurangan poin. “Setelah rangkaian kemarin, saya rasa akan ada dendam pribadi, tapi dalam jumlah yang lebih banyak,” pungkasnya.

Selain yang terjadi dalam Gama Time, Kavling10 mendapatkan informasi bahwa panitia PKKMB FIA masih melakukan penindakan bahkan di luar acara PKKMB. Mereka mengumpulkan mahasiswa baru yang bersuara dengan menfess di X maupun diwawancara oleh pers. Di sana, panitia menjelaskan beberapa alasan tentang diberlakukannya hukuman untuk maba. Berlanjut, mereka juga tidak merekomendasikan mahasiswa baru untuk diwawancara oleh media manapun. Panitia khawatir bahwa maba mudah terpancing ketika diwawancara. 

Kavling10 telah mengirimkan permintaan wawancara kepada Ketua Pelaksana PKKMB FIA Lazuardi Adzikri dan Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa FIA Rizki Anshar sebagai pengawas saat berjalannya PKKMB FIA. Meskipun demikian, Lazuardi dan Rizki belum menjawab pertanyaan yang diberikan via pesan. 

Penulis: Badra D. Ahmad
Editor: Naufal Rizqi Hermawan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.