PILDEK MINIM SOSIALISASI, BEBERAPA FAKULTAS KURANG TRANSPARAN

0
Sumber: Instagram FMIPA @mipaub.official

MALANG-KAV.10 Proses pemilihan dekan (pildek) 2025 dilaksanakan oleh sembilan fakultas. Di antara sembilan fakultas tersebut, FMIPA, FIB, FILKOM, FIA, dan FPIK dinilai tidak transparan. Pildek yang dilaksanakan bulan April-Mei lalu mendapatkan berbagai tanggapan dari mahasiswa. Banyak mahasiswa dari fakultas tersebut tidak mendapatkan gambaran yang utuh mengenai proses pildek ini. 

Nindya selaku Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), mengakui bahwa awalnya ia berniat mengawal pemilihan dekan di fakultasnya. Namun, pihak fakultas dari awal sudah tidak transparan, “Tiba-tiba sudah ada dua calon dari dekan itu sendiri” ujarnya.  Ia menjelaskan bahwa dalam pemilihan calon dekan ini tidak ada perwakilan mahasiswa, tidak ada yang dihadirkan sebagai saksi. “Ketika debat terbuka yang diunggah di IG [Instagram] MIPA sendiri, dan hanya ketua lembaga yang ada di FMIPA itu diundang menjadi panelis,” lanjutnya. Dita, salah satu mahasiswa FMIPA mengungkapkan, “Masih sedikit informasi yang bisa aku dapat, kurang banyak informasi yang dibagikan.”

Pengalaman serupa dirasakan di Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Presiden BEM FIB Dewa mengaku proses di fakultasnya sangat bisa dibilang tertutup. Ia menjelaskan bahwa mahasiswa tidak mendapat sosialisasi khusus dan tidak memiliki akses langsung untuk melihat pemaparan visi misi calon dekan. Janji siaran langsung melalui YouTube pun tidak terealisasi. “Bisa dibilang tidak transparan. Tapi jika mahasiswa ini bertanya, [mereka menjawab] ‘akan diberi informasi’, tapi tidak semuanya,” jelas Dewa. Pada akhirnya BEM FIB memilih untuk tidak melakukan tindakan konfrontatif karena berbagai pertimbangan, salah satunya adalah fokus pada pencairan dana pagu lembaga yang saat itu terhambat.

Sementara itu Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM), Akmal selaku Presiden BEM merasa proses pemilihan tidak terbuka. Ia mengaku tidak dikabari untuk hadir dalam perhitungan suara dan tidak mengetahui detail prosesnya. Menurut Akmal, kurangnya transparansi ini merupakan salah satu dari beberapa kejanggalan yang ada. Untuk itu, BEM FILKOM melakukan pengkajian independen terhadap para calon dekan.

Di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), BEM mengadakan konsolidasi dan menyatakan sikap yang akhirnya membuat akses informasi bagi mahasiswa menjadi lebih terbuka. Kemudian di Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), BEM berusaha mengedukasi mahasiswa karena banyak yang belum tahu tentang pildek. Namun ironisnya, Presiden BEM FIA sendiri mengaku tidak diundang dan tidak diperbolehkan hadir dalam acara sosialisasi visi misi calon dekan. 

Beberapa mahasiswa berharap adanya perbaikan dalam proses pildek di masa mendatang agar lebih melibatkan mereka. Bean dari FPIK berharap adanya audiensi atau mimbar terbuka antara mahasiswa dengan calon dekan. Harapan agar mahasiswa dapat berpartisipasi dalam pemilihan juga disuarakan oleh Jeje, mahasiswa FIA. “Menurutku sangat penting [mahasiswa dilibatkan]. Soalnya kita juga harus mengetahui aspirasi mahasiswa itu bagaimana, keinginan mereka itu gimana tentang pemimpin yang akan memimpin mereka,” ujar Dita dari FMIPA.

Penulis: Mariana Safina Nirmala
Editor: Hanin Amalia Najahah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.