Dalam film animasi Princess Mononoke besutan Hayao Miyazaki kita diperlihatkan bahwa manusia adalah perusak alam yang paling baik. Melalui seorang tokoh bernama Eboshi, kita ditunjukkan bagaimana sifat serakah manusia merusak dunia. Ia mengeksploitasi lingkungan dengan menebang hutan secara ugal-ugalan. Membumihanguskan kehidupan yang ada di dalamnya. Hasilnya, alam mengamuk dalam wujud dewa iblis dan berujung pada sebuah bencana besar yang hampir mencelakakan dirinya dan manusia lainnya.

Apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh film itu sebetulnya sangat sederhana. Bahwa manusia hanya perlu mengambil secukupnya dari apa yang telah disediakan. Persoalan serakah hanya akan bermuara pada kerusakan. Sebuah hal yang sejatinya sangat mudah untuk dipahami. Mengambil tak harus selalu merusak.

Soal mengambil dan merusak, barangkali manusia perlu berguru pada perilaku seekor lebah kepada bunga. Lebah selalu berhati-hati tatkala menancapkan lidah panjangnya untuk mengambil nektar. Ia tak pernah meninggalkan rasa sakit ataupun luka sedikit pun pada bunga. Sebaliknya, ia justru memberi manfaat pada bunga dengan membantu proses penyerbukan. Lebah tak hanya mengambil, tetapi turut memberi. Apa yang dilakukan lebah adalah bentuk menjaga keseimbangan alam.

Manusia, dengan daya destruktifnya pada lingkungan yang begitu besar, kudunya melakukan hal serupa. Tak hanya mengambil, tetapi juga menjaga dan melestarikan lingkungan. Sebagaimana konsep ekosentrisme dan pertobatan ekologis yang dituliskan Paus Fransiskus dalam Laudato Si’, bahwa manusia harus mengakui perbuatannya yang merusak lingkungan dan bertanggung jawab untuk menyembuhkan serta melestarikan rumah bersama. Sebab melestarikan lingkungan bukan hanya bicara tentang hari ini, tetapi juga tentang memikirkan kehidupan di hari esok.

Kesadaran akan pentingnya pelestarian mendorong kami untuk menyusun Piksilasi kali ini. Sebagaimana edisi-edisi sebelumnya, kami juga membawa sebuah pesan yang kami utarakan dalam setiap karya esai dan karya sastra yang menghiasi Piksilasi kali ini. Tentu, pesan pelestarian adalah semangat utama kami dalam Piksilasi Edisi XI ini.

Tak hanya membawa pesan untuk disampaikan, buletin yang Anda baca ini juga menjadi medium kami untuk mengapresiasi dan mengabadikan siapa pun yang membawa pesan pelestarian. Terakhir, semoga semangat pelestarian yang kami bawa turut abadi, setidaknya di dalam memori. Selamat membaca!

Sila baca dan unduh Piksilasi Edisi III 2024 secara cuma-cuma melaui laman ini atau tautan berikut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.