2 Tahun Gedung UKM, Pegiat Keluhkan Jam Malam dan Air Macet
MALANG-KAV.10 Tepat hari ini (2/11), dua tahun yang lalu Gedung UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) UB resmi mulai dihuni mahasiswa pegiat UKM. Sejak itu, aturan jam malam mulai diberlakukan atas alasan keamanan. Sempat dibebaskan hingga jam sepuluh malam, aturan ini kemudian diperketat, jam sembilan listrik gedung mulai dimatikan. Hingga kini, peraturan jam malam masih menjadi salah satu polemik yang dirasakan penghuni gedung ini.
Pengurus Harian AIESEC (Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales), Rahmat Maulana menilai aturan jam malam ini membatasi gerak organisasi mahasiswa. Ketika lampu dipadamkan pukul sembilan malam, seringkali ia dan kawan seorganisasinya terpaksa harus meninggalkan gedung meski masih banyak pekerjaan. “Jam malam harusnya ditambah atau nggak usah diadakan, karena siang kita kuliah, sore kuliah, ya waktu kita berorganisasi malam. Kalau malam dibatasi, berorganisasinya kapan,” protesnya.
Rahmat menyebut permasalahan lain yang dirasakannya yakni pembagian jatah ruang sekretariat yang terkesan tidak proporsional, kebersihan lorong, serta kamar mandi yang sering bermasalah. “Kamar mandi sempat nggak bisa dipakai dan kebetulan airnya ngerembes ke sini (ruang sekretariat-red), kebanjiran berdampak ke kertas-kertas yang banyak,” tuturnya.
Menurut Pengurus Harian UKM KSR (Korps Sukarela), Nisa Alfiatu Rohma untuk urusan jam malam ia lebih cocok dengan aturan 24 jam yang diterapkan di sekretariat sebelumnya yang berada di gedung Rusunawa B. “Tapi kalau keamanan lebih bagus yang sekarang. Ada satpam,” ujarnya.
Mengomentari hal ini, Pengelola Gedung UKM, Arif Margono mengakui memang ada perbedaan dengan aturan di Gedung Rusunawa, namun aturan jam malam ini akan sulit diubah atau dihapuskan. “Kalau semisal ada kegiatan yang mendesak, bisa nulis surat nanti saya kasih ruangan,” tuturnya memberi solusi.
Terkait permasalahan lain yang sempat dirasakan pegiat UKM, Arif menyarankan mahasiswa untuk bersabar. “Air memang macet karena kemarau, soalnya sumbernya kering,” pungkasnya. (fir/oka/nur)