MAHASISWA LUAR KOTA LEBIH MEMILIH GOLPUT
Pemilu adalah sarana politik untuk memilh wakil rakyat melalui penarikan suara secara umum dan nasional. Dari pemilu ini diharapkan wakil rakyat yang terpilih dapat mengedepankan suara dan aspirasi rakyat daripada kepentingan pribadi dan golongannya. Mekanisme untuk berpartisipasi dalam pemilu cukup mudah, masyarakat yang sudah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dapat datang langsung ke TPS yang mencantumkannya dengan membawa surat keterangan pemilih. Namun, bagaimana dengan mahasiswa dan masyarakat dari luar kota?
Bagi mahasiswa atau masyarakat dari luar kota, pemerintah dan KPU sudah mengantisipasinya dengan memberikan fasilitas pindah pilih. Mekanismenya dirasa cukup mudah, mahasiswa dan masyakat luar kota cukup membawa KTP, KTM dan fotocopy KTP ke KPU pusat di Malang. Selanjutnya, disana mereka menerima form A5 sebagai identitas warga pindah pilih. Setelah menerima dan mengisi form A5 mahasiswa menuju kelurahan setempat agar dimasukkan ke dalam DPT kota Malang agar dapat menggunakan hak suaraya pada tanggal 9 April 2014. “Kesini bawa surat keterangan atau form A5 dari KPU pusat biar bisa milih pas pemilu besok”, ujar Bapak Sugeng selaku bagian administrasi kelurahan Sumber Sari, Malang.
Namun, hal ini dirasa repot dan susah bagi mahasiswa untuk mengeluarkan suaranya. Terlihat dari data Kelurahan Sumber Sari bahwa masyarakat pindah pilih hanya 261 orang dari 1.811 mahasiswa yang bermukim di daerah Sumber Sari.
Disisi lain, sulit rasanya bagi mahasiswa luar kota, apalagi luar Jawa untuk pulang kampung mengingat libur pemilu hanya 1 hari. “Malaslah mas pulang, libur cuma sehari pilih golput sajalah”, ungkap Feni Purba mahasiswi Agrobisnis UB asal Padang, Sumatera Barat.
Feni juga menambahkan bahwa meskipun dia mengetahui fasilitas pindah pilih bagi masyarakat luar kota untuk dapat menggunakan hak suaranya, namun dia tidak tahu proses dan cara mendaftar pindah pilih. “Calon-calon dari Malang aja ga tau mas, lagian males ngurusin pindah pilih mending tidur aja di kos”, ujarnya sembari tertawa.
Hal tersebut juga dirasakan oleh Ikbar Asmad mahasiswa UM asal ponorogo yang memilih untuk tidak mengeluarkan suaranya dengan cara berjalan-jalan bersama teman-teman sejurusannya. “alah, ngurus gitu ribet mas, lagian ga tau calon-calon dari Malang, wong daerah saya sendiri ga maju-maju”, ungkapnya sambil bercanda. (fha/mui)