PK2MABA Hari Kedua : PTIIK Lebih Manusiawi
MALANG-KAV.10 Hari kedua (7/9) PK2MABA di Program Teknologi dan Ilmu Komputer (PTIIK) masih berlangsung santai. Seperti yang terjadwal di RUNDOWN, upacara di mulai pukul 07.00 WIB dan dilanjutkan dengan pemberian materi sampai pukul 11.00 WIB di dalam Gedung E PTIIK.
Sebelum upacara berakhir, Hariatun Fitria, selaku pembawa acara meneriakan jargon semangat kepada Mahasiswa baru (Maba) dengan mengepalkan tangannya. ‘’Satu hati, satu jiwa, satu TIIK,’’ teriaknya. Hari ini para Maba terlihat lebih antusias jika dibandingkan dengan kemarin. Walaupun beberapa diantara mereka masih datang terlambat, tapi mereka masih diperbolehkan mengikuti upacara.
Menurut Awangga Lazuardi, selaku wakil presiden BEM PTIIK sekaligus pemateri Keorganisasian mengaku, Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PK2MABA) kali ini memang berbeda dari tahun sebelumnya. ‘’ Ospek kali ini memang berbeda dari tahun kemarin, kalau tahun kemarin kita lebih mirip FMIPA (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, red.) Dan FT (Fakultas Teknik, red.). Dari birokrasi menginginkan konsep pendampingan dan konsep tahun lalu dihilangkan,’’ ungkap Awangga.
Adanya peraturan baru dari Rektorat terkait kepanitiaan PK2MABA juga menjadi alasan seperti yang diungkapkan Awangga. ‘’Mengikuti SK (Surat Keterangan, red.) Rektor yang baru,’’ jelasnya.
Kesan untuk helatan PK2MABA di PTIIK tahun ini memang terlihat santai. Itu dituturkan oleh seorang panitia Acara yang enggan disebut namanya, ‘’Iya memang terlihat santai, memang kesan itu yang ingin kita ciptakan. Kita gak mau memberatkan Maba, hanya ingin menyambutnya dengan tangan terbuka,’’ akunya.
Seperti yang diterangkan oleh Wiwin Lukitohadi selaku Ketua Unit Bimbingan Konseling dan Penempatan Kerja (BKPK) bahwa, kebijakan birokrat (Dekanat, red.)yang menentukan durasi waktu PK2MABA. Itu sebabnya di PTIIK waktu selesai PK2MABA berbeda dengan fakultas lain. ‘’Ospek disini (PTIIK, red.) Memang berbeda dengan Ospek kebanyakan fakultas. Mulai jam 7 sampai jam 11 siang, itu peraturan dari para birokrat,’’ tukas Wiwin.
Wiwin juga mengungkapkan, sistem pendampingan untuk Maba bekerjasama dengan BEM, dan pihak birokrat, yaitu BKPK yang menyelenggarakan pelatihan untuk para pendamping. ‘’Pelatihannya sendiri diberikan oleh BKPK semacam PK di SMA, yang berbeda di fakultas kita ya itu,’’ ujarnya. [bng]