40 HARI MENGENANG GAMMA YANG DIBUNUH POLISI

0
Fotografer: Dimas Candra Pradana

MALANG-KAV.10 Aksi Kamisan Semarang menggelar aksi bertajuk “40  Harian Gamma Dibunuh Polisi” di depan kantor Polda Jawa Tengah pada Kamis (2/1). Sebagaimana Aksi Kamisan pada umumnya, masyarakat sipil berkumpul dengan atribut serba hitam untuk mengenang Gamma yang tewas akibat peluru yang ditembakkan oleh seorang polisi, Robig Zainuddin, pada Minggu (24/11/2024) lalu. Di akhir aksi, massa melakukan doa lintas agama untuk mendoakan kepergian Gamma.

Natael Bremana selaku koordinator Aksi Kamisan Semarang dalam orasinya mengecam institusi kepolisian. Menurutnya, polisi tidak hanya membunuh Gamma secara fisik. Bersikukuhnya Robig dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) bahwa Gamma membawa senjata tajam serta pernyataan Kapolrestabes Semarang, Irwan Anwar, yang menyebut Gamma sebagai pelaku tawuran, diungkap Bremana sebagai manipulasi dan rekayasa kasus yang bertujuan untuk membunuh karakter Gamma. “Maka kami juga menuntut kepada pengadilan nantinya untuk berani membuka fakta sebenarnya kepada publik dan media, sehingga kami mengetahui betul apa yang terjadi,” ujar Bremana.

Lebih lanjut, meski Robig pada akhirnya telah dipecat secara tidak hormat, Bremana masih menyayangkan tindakan mutasi yang diberikan kepada Irwan Anwar. Baginya, Irwan seharusnya turut dipecat karena telah menyebarkan berita bohong. Bremana juga mengatakan bahwa Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng seharusnya juga dievaluasi karena ikut serta menyebarkan informasi yang tidak benar terkait tewasnya Gamma. Buntut dari semua itu, Bremana berharap agar presiden segera mencopot Listyo Sigit Prabowo dari kursi Kapolri. “Maka kami menuntut juga hal yang sama kepada bapak Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo, untuk segera mengganti Kapolri Listyo Sigit, karena dirasa tidak mumpuni sebagai pimpinan Polri,” terangnya.

Hadir pula sebagai salah satu orator, Romauli Situmorang mempertanyakan mengapa Kapolda Jateng tak pernah sekali pun mendatangi massa aksi. Ia juga menyebut bahwa kriminalisasi yang dilakukan oleh aparat negara di berbagai daerah selama ini adalah bentuk nyata penyalahgunaan undang-undang. Menurutnya, mereka yang melakukan hal itu lebih cocok disebut mafia yang mengutamakan kepentingan pribadinya ketimbang tugas dan fungsi utamanya. Kemudian seolah menyindir berbagai kabar bohong yang disebarkan oleh polisi terkait tewasnya Gamma, Romauli mengatakan, “Saya mau kasih tahu, awali tahun 2025 ini dengan serukan kebenaran, jangan berita hoaks.”

Penulis: Dimas Candra Pradana
Editor: Florantina Agustin 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.