Universitas Brawijaya Merasa sudah All Out dalam Memberikan Dukungan untuk Gerakan 1500 Proposal PKM
Malang-Kav.10 Universitas Brawijaya meluncurkan gerakan 1500 proposal PKM sebagai persiapan menuju ke PIMNAS 2022. Gerakan tersebut dicanangkan oleh Rektor Universitas Brawijaya Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR, M.S., pada akhir tahun 2020 lalu. Di tahun sebelumnya, masih ditetapkan seribu proposal.
Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (Dikti) memberikan kuota sebanyak 750-800 proposal untuk Universitas Brawijaya pada PIMNAS 2022 ini. Terkait dengan penetapan target 1500 proposal itu sendiri merupakan bentuk seleksi internal yang dilakukan di tingkat fakultas dan universitas. Sehingga, harapannya, Universitas Brawijaya tidak hanya unggul dalam kuantitas, namun juga kualitas.
Sejak di tahun sebelumnya, universitas telah mengupayakan pemberian pelatihan pada dosen pembimbing yang akan membantu, membimbing, dan mengarahkan mahasiswa untuk merancang proposal PKM. Pembinaan tersebut dilaksanakan secara khusus di Hotel Ubud serta pelatihan-pelatihan secara daring, mengingat kondisi pandemi yang belum usai.
Menurut Wakil Dekan 3 Kemahasiswaan Fakultas Hukum Dr. Setiawan Noedajasakti saat diwawancarai awak Kavling10 pada (26/01), kualitas dosen pembimbing harus dipastikan siap. Kesiapan tersebut juga meliputi ketersediaan dosen untuk konsultasi dan hal-hal teknis lain. Sehingga, selain mengembangkan mahasiswa, dosen juga diberi pembimbingan lebih lanjut.
Karena ini merupakan program yang digagas oleh universitas, jajaran rektorat telah memberikan dukungan. “Yang dari univeritas yaitu koordinasi-koordinasi, lalu ada konsinyering dosen segala macam. Kalau masalah honorarium tidak masalah, honorarium untuk dosen kan tidak masalah, mekanismenya sudah jelas itu”, ujar Dr. Setiawan Noedajasakti saat diwawancarai awak Kavling di Gedung A Fakultas Hukum.
Universitas memberikan pengembangan SDM dan melakukan bimbingan serta lokakarya baik ke mahasiswa maupun dosen. Selain itu, didatangkan juga pemateri lokal yang merupakan juri nasional bahkan sampai mengimpor peninjau dan juri nasional. Hal ini disampaikan oleh Wakil Fakultas Ilmu Komputer (Filkom), Arief Andi Soebroto, S. T., M. Kom.
“Kita melakukan pengayakan atau mencari bakat adik-adik yang suka riset kita maksimalkan, setelah itu kita lakukan pelatihan-pelatihan. Disisi lain ada lagi yang namanya PRISMA, lembaga yang mengurusi riset, mereka melakukan pelatihan-pelatihan”, ujar Arief Andy Soebroto (7/2).
Pada intinya, kedua narasumber, wakil dekan 3 FH dan wakil dekan Filkom, menyatakan bahwa pihak universitas sudah All out (maksimal) untuk menyukseskan gerakan 1500 proposal PKM ini.
“Harapannya satu, kita keep in track bahwa kompetisi adalah budaya kita dan kita menunjukan bahwa UB bisa untuk berprestasi”, tambah Arief Andy Soebroto.
Akan tetapi, hal ini tidak sesuai dengan pernyataan dari perwakilan beberapa fakultas yang menyatakan keberatan dengan program 1500 proposal ini, pada saat program ini disosialisasikan sebelumnya.
Penulis: Mahesa Fadhalika Ninganti
Kontributor: Senia Nefalina
Editor: Moch. Fajar Izzul Haq