Brawijaya Tanpa Plastik, UB Fresh Berancang-ancang Luncurkan Produk Galon


MALANG-KAV.10 Menjelang dimulainya perkuliahan semester genap, Universitas Brawijaya (UB) mengeluarkan Instruksi Rektor Nomor 1088 Tahun 2020 tentang Larangan Penggunaan Kemasan Air Minum Berbahan Plastik Sekali Pakai dan/atau Kantong Plastik di Lingkungan Universitas Brawijaya. Distribusi air kemasan UB Fresh pun ikut terdampak.
Sebagaimana diketahui, UB Fresh merupakan produk air minum dalam kemasan milik Badan Usaha Akademik (BUA) di bawah naungan kampus. Selama ini UB Fresh rutin digunakan sebagai konsumsi pertemuan rapat maupun dijual di kantin-kantin.
“Tapi dengan adanya larangan ini ya kemungkinan kami hentikan. Kemungkinan produksinya juga kami hentikan saja. Kami bisa membuat produk lain,” ujar Moch Sasmito Djati, Wakil Rektor IV UB, seperti dilansir radarmalang.id.
Kepastian akan nasib UB Fresh masih menjadi tanda tanya. Berbagai pertimbangan sedang dikaji untuk menemukan jalan tengah. Ia mengatakan akan ada anggaran untuk membeli gelas yang bisa dipakai berulang kali. Serta pengadaan titik keran siap minum.
“Masih kami hitung biayanya. Ya ini masih bingung karena Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) mengurangi banyak sekali anggaran tahun ini. Jadi masih dirundingkan,” jelasnya.
Kebijakan larangan penggunaan kemasan plastik ini didukung penuh oleh Badan Usaha Akademik. Namun menurut Direktur BUA Herman Suryokumoro, ada beberapa komoditi yang tidak bisa dihilangkan plastiknya.
“Tetap plastik tapi tidak lagi kemasan kemasan yang sekali
pakai buang. Itu yang kita kurangi. Itu memang menyebabkan sampah plastik
melimpah ruah,” jelasnya.
Ia juga tidak menampik kemungkinan UB Fresh akan berubah bentuk kemasan sekali pakai semacam galon. Ia mengaku pihaknya sedang melakukan negosiasi soal pengadaan galon. Dan rencananya, semester ini produk tersebut siap didistribusikan.
“Nanti kita bagi itu. Terus masing masing kantor kita kasih dispenser. Jadi kemasan yang kita perbanyak kita menggunakan galon. Jadi mahasiswa atau apa kalau mau minum harus mengambil di galon,” imbuhnya.
Saat ditanya tentang teknis pelayanan air galon tersebut, ia menyerahkan kebijakan sepenuhnya pada tiap fakultas apakah akan dijual atau digratiskan.
Penulis: Zainal Mustofa
Editor: Abdi Rafi Akmal