Antisipasi kemacetan, Polantas Minta UB tutup Gerbang Soehat

0

Suasana akses keluar pintu gerbang Mayjend Panjaitan pada sore hari (21/01), Foto: Abdi

Suasana akses keluar pintu gerbang Mayjend Panjaitan pada sore hari (), Foto: Abdi
Suasana akses keluar pintu gerbang Mayjend Panjaitan pada sore hari (24/01), Foto: Abdi

MALANG-KAV.10 Sejak perkuliahan semester genap dimulai (21/01), mahasiswa UB tidak bisa mengakses jalan keluar ke utara melalui pintu gerbang Soekarno-Hatta lantaran sedang ditutup. Kepala Markas Komando (MAKO) UB Syambodo Rachman menjelaskan penutupan tersebut disampaikan kepadanya melalui pihak Polisi Lalu Lintas Kepolisian Resor (Polantas Polres) Malang.

“Itu (penutupan, red) permintaan dari Walikota Malang yang istilahnya merekayasa jalur di Kota Malang supaya tidak macet. Nah, tentu saja kita ingin mendukung program daripada pemda, jadi kita tutup. Tetapi, kita juga koordinasi dengan pimpinan terkait yaitu rektorat,” katanya.

Syambodo menyatakan sudah melakukan penutupan sejak masa liburan semester kemarin, tepatnya pada Kamis (10/01). Pihak MAKO telah melakukan koordinasi terlebih dahulu dan mendapat persetujuan dari Kabag Umum UB. Selanjutnya, Kabag Umum UB direncanakan akan berkoordinasi dengan Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Malang, Walikota Malang, dan Polres Malang terkait lama waktu penutupan.

“Sementara ini, tidak ada batas waktu penutupan. Nanti apakah ini seterusnya atau ada batasan waktu, kita tinggal menunggu jawaban dari pihak-pihak terkait,” ungkapnya.

Syambodo mengungkapkan pihaknya telah menyediakan dua alternatif baru untuk akses keluar ke utara. Pertama, melalui pintu gerbang Mayjend Panjaitan yang beroperasi dari jam 08.00 – 18.00. Kedua, melalui pintu gerbang Watugong yang beroperasi dari jam 06.00 – 21.00. Menurutnya, jam operasi pintu gerbang Mayjend Panjaitan terbatas karena kurangnya penerangan di sana dan belum ada lampu rambu-rambu lalu lintas sehingga rawan kecelakaan.

“Kita mengingat jam 6 sore itu sudah gelap, takutnya nanti rawan kecelakaan karena akses penerangannya kurang. Kita memikirkannya di situ. Mahasiswa kan ada yang kuliahnya sampai malam, jadi bisa akses gerbang Watugong,” lanjutnya.

Walaupun pihak MAKO sendiri yang melakukan penutupan, Syambodo merasakan tidak ada dampak signfikan terhadap kemacetan. Dirinya menjelaskan bahwa kemacetan tetap terjadi, tetapi hanya pada pagi hari, saat jam keberangkatan dan pada sore hari, saat jam kepulangan.

Sementara itu, Jerry Kurnia mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer 2015, menyatakan penutupan tersebut malah memperparah kemacetan di Jalan Mayjend Panjaitan. Sebelumnya, Jerry sudah sangat sering menggunakan akses keluar pintu gerbang Soekarno-Hatta.

“Soalnya kan kasian dari arah timur ke barat. Terus kan ada yang masuk dari arah Soekarno-Hatta, terus ada yang keluar dari kampus, dobel gitu keluarnya,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa pintu gerbang Soekarno-Hatta itu tetap dibuka saja untuk jalan keluarnya kendaraan. Menurutnya, kasihan yang dari arah timur terlihat menumpuk.

Penulis: Abdi Rafi Akmal

Kontributor: Tri Supriansyah

Editor : Aprilia Tri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.