Capai Sepakat, Mahasiswa Tak Jadi Gembok Rektorat

KOMPAK-Rektor UB M. Bisri kali ini tak sendirian, ia didampingi WR I Kusmartono, WR III Arief Prayitno, WR IV M. Sasmito Djati serta Ketua Senat Arifin menemui massa Aksi 2 Mei. Foto: Dokumentasi Kavling10

MALANG-KAV.10 Aliansi Brawijaya Menggugat kembali hadir untuk kedua kalinya. Mereka melakukan aksi di depan Gedung Rektorat pada Rabu kemarin (2/5). Meskipun massa aksi dan tuntutan pada tahun ini lebih sedikit daripada tahun lalu, hal tersebut tidak mengurangi semangat para mahasiswa. Dari yang sebelumnya terdapat sebelas poin tuntutan, di tahun ini menjadi enam tuntutan.
Menteri Koordinator Pergerakan EM UB Heri Al-Ghiffari menyebut bahwa dari enam tuntutan yang diajukan, terdapat dua tuntutan yang tidak disepakati oleh pihak rektorat. Tuntutan tersebut yaitu menolak Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) dan pinjaman pendidikan atau student loan. Menurut Heri, poin untuk menolak PTN-BH tidak disepakati karena pihak rektorat masih ingin mengkaji PTN-BH dengan melibatkan mahasiswa.
“Maka dari itu nanti ke depannya pihak rektorat dan senat sudah menyiapkan waktu untuk kita bertemu audiensinya mungkin khusus nanti PTN-BH dari mahasiswa kita bentuk gitu, dari aliansi ini kita bentuk kita nanti akan bertemu dengan senat khususnya Prof. Latief sebagai tim khusus PTN-BH UB nanti kita akan audiensikan kajian- kajian,” ujar Heri.
Saat aksi, mahasiswa sempat mengancam akan menggembok Gedung Rektorat apabila tuntutan mahasiswa tidak terpenuhi. Namun, Heri mengaku hal tersebut hanya sebatas gimik. “Itu gimik yang kita siapkan karena temn-teman aliansi kan harus mempertimbangkan segala sesuatunya gitu,” tutur mahasiswa Sosiologi angkatan 2015 tersebut.
Sedangkan poin penolakan student loan tidak disepakati sebab skema pinjaman pendidikan bagi mahasiswa sarjana masih belum terdapat pembahasan. Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan dan Kerjasama Sasmito Djati menyebut nota kesepahaman terkait pinjaman pendidikan hanya diberlakukan untuk mahasiswa pascasarjana.
“Kemudian student loan. Perlu dijelaskan student loan itu urusan kerjasama dengan bank dan lainnya kebetulan saya proses kerjasamanya nanti bisa dilihat di draf MOU (nota kesepahaman, red) itu,” kata Sasmito.
Pada aksi 2 Mei kali ini ada enam poin tuntutan. Tuntutan tersebut yakni menuntut pemberian legitimasi kepada mahasiswa vokasi untuk mengawal dan menyelesaikan permasalahan Vokasi; menolak PTN-BH; menuntut untuk meningkatkan infrastruktur, pelayanan dan pendidikan yang lebih inklusif; menuntut transparansi progres perizinan Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU), pembangunan dan aliran dana UB Kampus III Kediri; menuntut peningkatan sistem keamanan dan fasilitas penunjang sarana pendidikan di Universitas Brawijaya; dan menolak kredit pendidikan berbunga (student loan). (sad/nur)