Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti
oleh Asry P. Sihombing*
Goenawan Mohammad menuliskan bahwa di hari-hari penuh fitnah ini, membela yang benar tidak cukup hanya disimpan di dalam hati, maka kami memutuskan untuk menulis. Dalam prosesnya, menulis bukan hanya perkara menyusun kata-kata. Juga bukan sekadar menuangkan ide pikiran. Perjalanan mengajarkan kami bahwa menulis juga berarti membaca, berdiskusi, hingga akhirnya menemukan keluarga.
34 tahun berdiri, organisasi jurnalistik yang diberi nama Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UAPKM) ini mengajarkan banyak hal bagi siapa saja yang berani mendaftarkan diri pada perjuangan jenis ini. Kami belajar bahwa kehidupan mahasiswa tidak terbatas pada mengerjakan tugas yang diberikan dosen hingga terlalu sibuk untuk saling berdiskusi di kedai kopi. Dunia perkuliahan juga bukan sekadar mencari jurnal untuk menambah pengetahuan, karena nyatanya kami memperoleh banyak pengetahuan melalui wacana disetiap gurauan. Kesibukan mahasiswa bukan melulu tentang “event” seremonial, tapi juga pengabdian pada kebenaran.
Hampir tidak mungkin memang mempertahankan sebuah organisasi yang tidak lagi belia tanpa motivasi yang kuat, apalagi dengan ruang lingkup dalam sebuah kampus besar, Universitas Brawijaya. Karena memang tak semua orang tahu bahwa organisasi yang kami banggakan ini memiliki akar historis yang cukup kuat. Berumur 34 tahun dan menjadi salah satu penggerak munculnya Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) di Malang pada tahun 1992 silam. Sungguh suatu kisah kilas balik yang manis.
Meski memiliki sejarah yang panjang dan relasi yang luas, Kavling10, begitu sapaan akrabnya, bukanlah organisasi yang mapan. Untuk sebuah organisasi, Kavling10 minim dalam kuantitas anggota. Kami menyadari kekurangan ini adalah tantangan dalam bertahan. Terlebih, tak bisa dipungkiri bahwa era mulai berubah. Hanya segelintir yang berani terjun dalam dunia penuh kritik seperti apa yang kami lakukan. Padahal ini penting. Mungkin mereka tidak lagi menyadari bahwa keadilan yang dibela lewat tulisan itu perlu. Atau, sekadar menyampaikan informasi dalam berita pun adalah kerja mulia.
Akhirnya, kami berjalan apa adanya, dibimbing rasa tanggung jawab kepada kebenaran. Bukan tak banyak yang patah dan hilang ditengah jalan, karena memang tidak mudah. Tapi kami bangga pada yang bertahan hingga akhir perkuliahannya. Seberapa banyak pun yang patah dan hilang, kami percaya bahwa yang patah akan tumbuh dan yang hilang akan berganti. Entah menjadi seribu, atau hanya satu.
Pada masanya, mungkin kami juga akan hilang atau patah. Kepercayaan bahwa yang patah akan tumbuh dan yang hilang akan berganti akan tetap kami ilhami. Pasti akan digantikan oleh siapa saja, dan tidak menutup kemungkinan bahwa harapan yang baru tumbuh itu adalah kamu, atau orang disebelahmu. Selamat datang tunas baru, selamat bertumbuh.
*Pemimpin Umum UAPKM UB 2017/2018