Maba Tidak Jelas Terima Informasi Dari Panggung
MALANG-KAV.10 Ada yang berbeda dalam upacara penyambutan mahasiswa baru tahun ini. Menindaklanjuti evaluasi upacara maba tahun lalu, Bundaran UB dipilih sebagai lokasi panggung.
Pemilihan bundaran ini sebagai strategi panitia, sebab lapangan rektorat belum mampu menampung sekitar 13.000 maba. PKK-MABA yang berlangsung sehari membuat barisan dan kloter maba membludak sampai ke area Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB).
“Tahun lalu, kloter maba yang berada di depan Fakultas Ilmu Komputer (Filkom), Kedokteran dan Ekonomi Bisnis tidak bisa melihat apa yang terjadi di panggung,” ujar Didin, Koordinator Divisi Acara Raja Brawijaya ke 53.
Masalah tersebut menjadi alasan panitia memilih bundaran UB sebagai lokasi panggung. Panitia pun mesti berpikir keras agar seluruh maba mampu melihat setiap kegiatan yang berlangsung di panggung.
Meski telah dipindahkan, ternyata maba tetap tidak bisa melihat dengan jelas kegiatan yang berlangsung di atas panggung. Posisi panggung utama yang menghadap gedung rektorat ini hanya mampu dijangkau maba di sekitar lapangan rektorat saja.
Belum lagi pada maba yang berada pada bagian selatan dan utara panggung. Panjang barisan bisa mencapai sekitar 200 meter dari panggung. Dan maba pun terkendala menerima informasi yang disampaikan dari atas panggung.
Kegiatan ospek universitas yang dilaksanakan hanya satu hari mengakibatkan area lokasi kegiatan upacara meluas dari dua tahun sebelumnya. Sebelumnya pelaksanaan dipusatkan di area lapangan rektorat.
Di atas panggung, kegiatan diisi rektor M. Bisri, presiden EM, penampilan UKM Impala, pelepasan balon dan penyematan almamater kepada sepasang maba. Lapangan rektorat juga diramaikan penampilan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Marching Band dan Paduan Suara mahasiswa.
Dalam sambutannya, Rektor M. Bisri menyebutkan mahasiswa harus memiliki karakter yang objektif, analistik, observatif dan religius. Sementara, Presiden EM mengklaim UB menempati urutan tiga nasional bidang kemahasiswaan. (irp/eff)