Beli Charity Book, Belanja Sekalian Donasi
MALANG.KAV-10. Orang dengan Lupus (Odapus) yang kurang mampu mendapat mendapat pengobatan gratis dan edukasi dari YLI (Yayasan Lupus Indonesia). Aan Rifai, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, memperkenalkan yayasan ini dengan berkeliling kampus UB.
Aan mengaku programnya didukung Perhimpunan Parahita dan RS. Syaiful Anwar, Malang. “Namun, cara kami untuk mengumpulkan donasi tidak seperti biasanya. Kami bekerjasama dengan beberapa restoran, salon, dan lain-lain. Kami juga mengadakan Fun Charity,” jelasnya.
Mereka menggalang dana dengan menjual Charity Book. Buku ini berisi penjelasan YLI. Setiap pembelian, pembeli mendapat voucher seharga seratus ribu rupiah. Setiap jilid Charity Book yang terjual, 10% keuntungannya akan didonasikan langsung ke YLI. Para pembeli bisa membelanjakan voucher ini pada outlet-outlet sponsor.
“Hebat juga sih, bisa nyumbang, sekalian facial, makan-makandiskonan,” jelas Fani, mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya yang tertarik membeli salah satu Charity Book tersebut.
Biasanya, penggalangan dana dilakukan dengan mengumpulkan para donator tetap. Namun, Aan menjelaskan, sedikit yang percaya dengan cara itu. Para donator tidak merasakan feedback-nya. “Nah, makanya, dengan charity book ini, orang bisa tetap mendapat keuntungan dari donasi yang sudah diberikan,” jelasnya.
Kegiatan ini dilakukannya sejak 1 Desember lalu dan berakhir pada 10 Desember nanti. “Saya menggandeng YLI untuk membantu pendanaan program-program pengobatan dan memberi edukasi gratis kepada para penderita lupus yang kurang mampu,” ungkap Aan.
Lupus merupakan penyakit kulit mematikan ketiga di dunia. Sembilan puluh persen korban merupakan kaum hawa. Penderitanya memiliki kekebalan tubuh yang janggal dan kulit yang tidak tahan terhadap sinar matahari. (agm/eff)