Di Klenteng, Gus Dur Dikenang
MALANG-KAV.10 Acara Haul Gusdur ke-4 yang dilaksanakan di Klenteng Eng An Kiong Kota Malang pada Senin (30/12) lalu. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Malang selaku salah satu pihak penyelenggara mengungkapkan bahwa acara ini sebagai bentuk mengenang pemikiran dan jasa KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) semasa hidupnya. Acara tersebut turut dihadiri oleh para tokoh-tokoh antar umat lintas agama, penghayat kepercayaan, dan Inayah Wulandari Wahid (Putri ke-4 Gus Dur).
Sunyi dalam pamrih tidak memandang siapa dan dapat berapa, namun ketika berbuat malih lebih banyak perbuatanya. Dalam tema Kenduri Lintas Agama bertajuk “Sepi Ing Pamrih, Rame Ing Gawe”. Muhammad Fathul Hasan selaku ketua panitia menyampaikan pandanganya mengenai makna dalam tema acara tersebut “Dulu nenek moyang sudah mengadakan kenduri, bahasanya orang-orang tradisionalkan duduk bareng semuanya, ada kepentingan bersama pengin bersih desa atau apa, semuanya kumpul tak peduli ini agama apa, ini dari mana semuanya jadi satu”.
Acara dihadiri ratusan orang yang terdiri dari beragam kalangan pemeluk agama, ormas, ras, suku, serta golongan membaur menjadi satu di lantai tiga Klenteng Eng An Kiong. Kolaborasi musik dari Annasih, Talasria, serta puisi yang di bacakan oleh putri Gus Dur menghiasi acara yang dimulai pukul 19.00 waktu setempat.
Selain masyarakat umum, Haul ini juga dihadiri oleh beberapa tokoh seperti Bunsu Anton Triyono (Kong Hu Cu), Romo Eko Atmono (Katolik), Pendeta Yohannes Hariono (Kristen Protestan), Ida Bagus (Hindu), Hariyono (Budha) Yudho Asmro (Penghayat Kepercayaan), serta Inayah Wulandari Wahid (putri ke-4 Gus Dur).
Dimata para tokoh yang hadir, sosok Gus Dur memberikan inspirasi apa yang telah dilakukan semasa hidupnya. Seperti memberikan hak-hak kewarganegaraan dan hak sipilnya kepada umat Kong Hu Cu sebagai warga negara Indonesia, memberikan perhatian terhadap terhadap umat Hindu di Malang agar tidak perlu sembunyi-sembunyi dalam menggunakan pakaian ibadah saat pergi ke pura, memberikan sensivitas terhadap kepentingan masyarakat baik mayoritas maupun minoritas serta hal-hal kebaikan yang telah dilakukan lainya.
Ida Bagus selaku tokoh dan perwakilan dari umat Budha menyampaikan harapanya tentang adanya Gus Dur muda yang lainya. “Sampaikan, laksanakan, sosialisasikan kalo ada Gus Dur muda di sekitar kita. Tidak perlu takut, kami nanti” ujarnya. (tfk)