UB ‘Sapu Bersih’ KJI dan KBGI
MALANG-KAV.10 Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) ke 9 dan Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) ke 5 telah berakhir pada hari Minggu kemarin (1/12). Kompetisi ini merupakan kompetisi antar jurusan Teknik Sipil seluruh Indonesia.
Acara yang diadakan oleh Dikti ini diadakan di lapangan parkir GOR Pertamina, Universitas Brawijaya. Perwakilan dari Universitas Brawijaya berhasil menyapu bersih semua piala, Piala Reka Cipta Titian Indonesia untuk KJI dan Piala Reka Cipta Griya untuk KBGI. Tahun ini, KJI bertema “Jembatan Kokoh, Praktis, Inovatif dan Berwawasan Lingkungan”, sedangkan KBGI bertem “Rumah Kayu Bertingkat yang Handal dan Berwawasan Nusantara”.
KJI mengkompetisikan dua kategori, jembatan besi dan jembatan kayu. Universitas Brawijaya memiliki kontingen untuk masing – masing kategori tersebut. Slamet Wahyudi, Wakil Ketua Pelaksana acara ini menyatakan, tahun ini terdapat tiga puluh tim yang turut serta. Ketigapuluh tim berasal dari berbagai universitas di seluruh Indonesia. Tahun ini ada dua tim yang berasal dari luar pulau Jawa, Unsiah Aceh dan Universitas Mataram.
“Acara ini bertujuan untuk mencari potensi yang dimiliki oleh mahasiswa. Selain itu dari kompetisi ini kita bisa tahu sejauh mana aplikasi ilmu yang telah diajarkan,” kata Slamet. Slamet juga mengatakan, pada KJI, perwakilan dari Universitas Brawijaya merupakan tim yang paling cepat merangkai jembatannya, hanya membutuhkan waktu dua puluh sembilan menit. Dibanding tim lain, lanjut Slamet, membutuhkan waktu setidaknya lima puluh menit. “Untuk KBGI, rumah buatan UB tidak hancur meskipun di goyang – goyang. Kalau punya tim lain ada yang hancur, ”tambahnya.
Tim – tim yang berpartisipasi dalam acara kali ini sebelumnya telah melalui tahap seleksi oleh pihak Dikti. Perwakilan Universitas Brawijaya yang memiliki nama AMERA lolos untuk semua kategori. Tiap karya yang dihasilkan oleh perwakilan Universitas Brawijaya memiliki nama tersendiri. Jembatan besi diberi nama jembatan Ken Arok, jembatan kayu diberi nama Edelweiss, dan bangunan gedung diberi nama Garuda.
Juri dari acara ini berasal dari perwakilan tiap universitas yang berpartisipasi, Dikti dan Pekerjaan Umum (PU). Total jumlah juri, 32 orang. Kriteria penilaian dari KJI antara lain kekokohan, keamanan, keindahan dan kekuatan. Slamet berharap dengan adanya acara ini, kebersamaan antar jurusan Teknik Sipil se-Indonesia akan terjalin dengan baik. “Selain itu kita juga bisa tahu bagaimana distribusi penyebaran ilmu di Indonesia, apakah sudah merata atau belum,”pungkasnya.(fan)