Kaget, Sistem Satu Arah Membingungkan Pengguna Jalan

0

Foto. Nampak spanduk penolakan dari warga atas sistem 'Satu Arah' (foto oleh M. Akhrizul)

Foto. Nampak spanduk penolakan dari warga atas sistem 'Satu Arah' (foto oleh M. Akhrizul)
Foto. Nampak spanduk penolakan dari warga atas sistem ‘Satu Arah’
(foto oleh Aulia Nabila)

MALANG – KAV.10 Pemberlakuan sistem satu arah jalan sekitar Universitas Brawijaya (UB) pada hari-hari awal rupanya masih mengalami beberapa kendala. Walau sudah diberlakukan sejak Rabu (6/11), masyarakat tampaknya belum terbiasa dengan sistem baru ini, sebagaimana dituturkan oleh Hariyanto, Pengendali Ketertiban Lalu Lintas dari Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang ketika ditemui Jumat (9/11) kemarin.

“Masyarakat kaget adanya sistem satu arah ini. Tidak hanya masyarakat Kota Malang saja, pendatang pun juga tidak tahu,” tutur Hariyanto. Hal ini diperkuat dengan macetnya lalu lintas di
Jalan MT Haryono setelah Gerbang UB Soekarno-Hatta. Bahkan masih ada beberapa pengguna jalan yang mencuri-curi kesempatan untuk berjalan melawan arah yang sudah ditentukan. “Untuk sementara kami beri pemahaman dulu, dilatih, tapi kalau sudah benar-benar diterapkan ya akan kita tindak,” tanggap Hariyanto.

Namun tak semua warga kota Malang menyatakan setuju terhadap sistem satu arah. Bahkan warga sekitar Jalan Mayjen Panjaitan atau daerah Betek, merasa lebih dirugikan oleh sistem yang baru berjalan selama seminggu ini, terutama para pedagang.

 

Menurut salah satu warga Betek yang enggan disebutkan namanya, sistem satu arah ini membuat jalan semakin ruwet. “Warung-warung jadi sepi, susah parkir, repot,” ujar pria yang juga bekerja sebagai pedagang di daerah Betek ini.

 

“Sebenarnya nggak apa-apa satu arah, pokoknya bisa mengatasi dengan sepinya semua pedagang ini,” tambahnya. Sejalan dengan pria tersebut, Ana, yang juga seorang pedagang di Betek, berpendapat bahwa sistem ini lebih merugikan. “Nyabrang malih angel  (menyeberang jadi susah, red). Lebih baik balik asal aja, dua arah,” ujarnya.

 

Kendala lain sistem satu arah yang disampaikan Hariyanto, disebabkan adanya perbaikan gorong-gorong yang belum tuntas. Selain itu, jalur untuk angkutan kota (Angkot) masih sangat berantakan, bahkan mengganggu. Ditambahkan Hariyanto bahwa trayek dari angkot yang ada masih saling bersilangan,  “Sedikit banyak kita pantau masih semrawut,” ujarnya.

Lampu lalu lintas pun juga ada yang belum dipasang di titik vital seperti di perempatan Jalan Bogor, karena menunggu masalah anggaran. Hal ini menyebabkan kondisi lalu lintas di jalan tersebut menjadi macet.

Hariyanto menjelaskan, sistem satu arah ini sudah disosialisasikan melalui berbagai media, seperti radio juga media cetak, beberapa hari sebelum diberlakukan. Dalam menyukseskan sistem ini Dishub bekerja sama dengan pihak lain seperti Kepolisian. “Uji coba ini akan dilangsungkan selama satu bulan, setelah itu pihak Pemerintah Kota Malang akan mengadakan evaluasi ,” ungkap Hariyanto. (aya/ijl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.